Selasa, 22 April 2014

Negosiasi Antara Pengusaha Dan Karyawan Bank

[TUGAS BAHASA INDONESIA]

A. DIALOG

 









 pengusaha: selamat siang

pihak bank:  selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?
pengusaha: ya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit
pihak bank: mari saya antar. (menuju ke ruang kepala bagian kredit)
pengusaha: begini pak. saya akan mengembangkan usaha saya. jadi, saya akan mengajukan kredit
pihak bank: berapa jumlah uang yang anda butuhkan untuk mengembangkan usaha anda?
pengusaha: saya membutuhkan dana sebesar 200jt. bisakah saya mendapatkan pinjaman itu?
pihak bank: maaf, pak. jumlah pinjaman bapak terlalu besar. bagaimana jika pihak bank memberikan pinjaman kepada bapak sebesar 100jt
pengusaha: apa tidak bisa lebih dari itu pak ? saya kan sudah lama menjadi nasabah dibank ini.
pihak bank: baiklah untuk bapak saya berikan 130jt. bagaimana pak?
pengusaha: usahakan lebih. saya membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha saya.
pihak bank: baiklah. bank hanya mampu memberikan pinjaman sebesar 150jt
pengusaha: baiklah. akan saya ambil. kapan uang itu dapat dicairkan. kalau bisa secepatnya
pihak bank: kalau bapak setuju uang itu bisa dicairkan secepatnya
pengusaha: ya, lalu bagaimana selanjutnya?
pihak bank: pihak bank akan memberikan pelayanan yg terbaik untuk bapak.
pengusaha: baiklah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya, saya permisi dulu pak.
pihak bank: sama-sama pak. selamat siang
pengusaha: selamat siang. (keluar dari ruang kepala bagian kredit)
 

B. DIALOG DAN ANALISIS
1. pengusaha:  selamat siang
2. pihak bank:  selamat siang. Ada yg bisa saya bantu?
3. pengusaha: ya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit

4. pihak bank: mari saya antar. (menuju ke ruang kepala bagian kredit)
5. pengusaha: begini pak. saya akan mengembangkan usaha saya. jadi, saya akan mengajukan kredit
6. pihak bank: berapa jumlah uang yang anda butuhkan untuk mengembangkan usaha anda?

7. pengusaha: saya membutuhkan dana sebesar 200jt. bisakah saya mendapatkan pinjaman itu?
8. pihak bank: maaf, pak. jumlah pinjaman bapak terlalu besar. bagaimana jika pihak bank memberikan pinjaman kepada bapak sebesar 100jt
9. pengusaha: apa tidak bisa lebih dari itu pak ? saya kan sudah lama menjadi nasabah dibank ini.
10. pihak bank: baiklah untuk bapak saya berikan 130jt. bagaimana pak?
11. pengusaha: usahakan lebih. saya membutuhkan itu untuk mengembangkan usaha saya.
12. pihak bank: baiklah. bank hanya mampu memberikan pinjaman sebesar 150jt

13. pengusaha: baiklah. akan saya ambil. kapan uang itu dapat dicairkan. kalau bisa secepatnya
14. pihak bank: kalau bapak setuju uang itu bisa dicairkan secepatnya
15. pengusaha: ya, lalu bagaimana selanjutnya?
16. pihak bank: pihak bank akan memberikan pelayanan yg terbaik untuk bapak.

17. pengusaha: baiklah kalau begitu terima kasih atas kerjasamanya, saya permisi dulu pak.
18. pihak bank: sama-sama pak. selamat siang
19. pengusaha: selamat siang. (keluar dari ruang kepala bagian kredit)
#Keterangan : 
Warna Merah : Orientasi
Warna Kuning : Pengajuan
Warna Hijau : Penawaran
Warna Biru : Persetujuan
Warna Ungu : Penutup 
1. Mengucapkan salam
2. Membalas salam dan bertanya
3. Bertanya
4. Mengajak
5. Menjelaskan maksud kedatangannya
6. Bertanya
7. Menjawab pertanyaan dan bertanya  
8. Menjawab dan menolak
9. Protes
10. Menawarkan
11. Menyarankan
12. Menjawab saran
13. Menerima tawaran
14. Menjawab
15. Bertanya
16. Berkomitmen
17. Berterima kasih dan pamit
18. Menjawab dan memberi salam
19. Menjawab salam dan lalu keluar ruangan

C. RINGKASAN CERITA
Di siang hari seorang pengusaha ingin meminjam uang sejumlah Rp. 200juta ke sebuah bank, dan akhirnya pengusaha itu berbincang-bincang dengan karyawan bank tentang uang yang akan ia pinjam. Tetapi karyawan bank menolak keinginan si pengusaha tersebut karena si karyawan berpendapat bahwa pinjaman si pengusaha terlalu besar dan karyawan membolehkan si pengusaha hanya meminjam Rp. 100juta. Tapi si pengusaha juga menolak pinjaman Rp. 100juta itu dan ingin meminjam uang lebih karena si pengusaha sangat membutuhkan modal usaha yang banyak untuk kelangsungan usahanya. Akhirnya si karyawan bank menawarkan pinjaman sebesar Rp. 150juta karena bank hanya mampu meminjamkan uang paling banyak 150 juta. Dan akhirnya si pengusaha setuju, dan si karyawan bank pun segera mencairkan uang secepatnya untuk modal usaha si pengusaha, dan akhirnya si pengusaha pamit pulang kepada si karyawan bank.

D. KESIMPULAN
Dialog Negosiasi di atas termasuk negosiasi sempurna, karena terdapat bagian pembuka, penutup, dan pemecahan masalah atau solusi dari masalahnya.

Selasa, 03 Desember 2013

Ringkasan materi kimia kelas X semester I (satu)

Bab I Struktur Atom

  1. Partikel-partikel penyusun atom
    1. Elektron (
      Berdasarkan percobaan tetes minyak yang dilakukan oleh Milikan dan Thomson diperoleh
      Muatan elektron = -1 dan massa elektron = 0
    2. Proton (
      Eugene Goldstein, menggunakan tabung gas yg memiliki katoda, untuk mempelajari partikel positif yg disebut dgn proton. Massa proton = 1 s m a (satuan massa atom) dan muatan proton = +1
    3. Inti atom
      Percobaan Rutherford, tentang hamburan sinar alfa oleh lempeng emas. Menyimpulkan bahwa atom tersusun dari inti atom yg bermuatan positif yg dikelilingi elektron yang bermuatan negatif sehinggaatom bersifat netral.
    4. Neutron (
      James Chadwick, menyatakan bahwa partikel yg menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan massa proton disebut neutron.

      Uji Kompetensi (A)
      Pilihlah Jawaban yang tepat !

      1. Robert Andrew Milikan menentukan besarnya muatan elektron menggunakan percobaan ….
        1. Tetes minyak
        2. Hamburan sinar alfa
        3. Hamburan sinar beta
        4. Tabung gas berkatoda
        5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
      2. Partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi dan bersifat netral ditemukan oleh James Chadwick, partikel itu disebut ….
        1. Proton
        2. Neutron
        3. Nukleon
        4. Elektron
        5. Inti atom
      3. Percobaan yang dilakukan oleh Eugene Goldstein untuk menemukan proton yaitu….
        1. Tetes minyak
        2. Hamburan sinar beta
        3. Tabung gas berkatoda
        4. Penembakan lempeng emas
        5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
      4. Pernyataan yang sesuai untuk neutron adalah….
        1. Jumlahnya sama dengan jumlah elektron
        2. Merupakan partikel atom bermuatan positif
        3. Merupakan partikel atom bermuatan negatif
        4. Jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton
        5. Jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan momor massa isotopnya
      5. Inti atom ditemukan melalui eksperimen hamburan sinar alfa. Hamburan ini ditemukan oleh ….
        1. Thomson
        2. Rutherford
        3. Goldstein
        4. Becquerel
        5. Chadwick

  1. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop dan Elektron Valensi

    Penulisan lambang atom unsur menyatakan nomor atom dan nomor massa sebagai berikut

Keterangan :
A = nomor massa
Z = nomor atom
         X = lambang unsur
Nomor massa (A) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
     Jumlah neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
     Nomor atom (Z) = jumlah proton (p) = jumlah elektron
  1. Nomor atom (Z)
    Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton ( muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur karena nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron.
    Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
    Contoh :
    Atom nomor atom = 19
    Jumlah proton = 19
    Jumlah elektron = 19
    Atom netral mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya. Apabila suatu atom netral melepaskan elektronnya, atom tersebut menjadi bermuatan positif. Hal ini karena jumlah proton lebih banyak daripada jumlah elektron. Atom bermuatan positif disebut kation. Namun, apabila atom netral menangkap elektron, atom tersebut akan jadi bermuatan negatif. Hal ini karena jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah proton. Atom beermuatan negatif disebut anion. Perubahan ini hanya terjadi pada elektron, sedangkan jumlah proton dan neutron tetap karena inti atom tidak berubah.
    Contoh :
    Atom kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39 (). Ini berarti, atom K terdiri atas 19 proton, 19 elektron, dan 20 neutron.
    Apabila atom K melepaskan satu elektron, atom K menjadi ion , artinya ion terdiri atas 19 proton, 18 elektron, dan 20 neutron.
  2. Nomor Massa (A)
    karena jumlah proton sama dengan nomor atom maka nomor massa juga merupakan jumlah nomor atom ditambah neutron. Semakin banyak proton dan neutron yang dimiliki sebuah atom, semakin besar massanya. Nomor massa ditulis disebelah kiri atas sebelum lambang unsur.
    Contoh :
    Atom nomor massa = 23
    Jumlah proton + neutron = 23
  3. Isotop, Isoton, dan Isobar
    Isotop yaitu atom yang mempunyai nomor atom sama,tetapi memiliki nomor massa yang berbeda. Contoh :
        , ,
    P = 7 p = 7 p = 7
    E = 7 e = 7 e = 7
    N = 6 n = 7 n = 8
    Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama. Oleh karena setiap isotop mem-punyai massa yang berbeda, maka harga massa atom setiap unsur merupakan harga rata-rata setiap isotopnya. Isotop-isotop ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
    Contoh :
    Oksigen di alam terdiri dari 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut;
    (99,76 (0,04 (0,20
    Hitunglah massa atom rata-rata (Ar) dari unsur oksigen !
    Jawab :

         (99,76 x 16) + (0,04 x 17) + (0,20 x 18)
    Ar =    _____________________________ = 16,0044
             100
    Ar = 16

    Isoton, adalah atom atom unsur yang berbeda yang mempunyai neutron yang sama, tetapi nomor atom berbeda.
    Contoh :
    Isoton antara dan
    Jumlah neutron O = 31 – 15 = 16 dan N 32 – 16 =16
    Isobar, adalah atom-atom unsur berbeda yang mempunyai nomor atom berbeda, tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
    Contoh :
    Isobar antara dan
    Isoelektron, merupakan atom-atom yang jumlah elektron sama setelah melepaskan atau menangkap elektron.
    Contoh :
    11Na+ dan 9F- Keduanya mempunyai jumlah elektron sama.

  4. Menentukan Elektron Valensi Berdasarkan Konfigurasi Elektron
    Elektron-elektron yang mengelilingi inti beredar pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari kulit yang dekat inti. Semakin jauh dari inti, tingkat energi dari kulit tersebut semakin tinggi. Susunan elektron pada setiap kulitnya disebut konfigurasi elektron. Elektron disusun sedemikian rupa pada tiap-tiap kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut, diletakkan pada kulit selanjutnya.
    Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2, dengan menunjukkan kulit ke-n.
    Jika n = 1 maka berisi 2 elektron
    Jika n = 2 maka berisi 8 elektron
    Jika n = 3 maka berisi 18 elektron
    Perhatikan konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19!
    Konfigurasi elektronnya adalah ;
    K L M N
    2 8 8 1
    Hal ini dapat dijelaskan bahwa kapasitas elektron maksimum di kulit M dari unsur tersebut sebanyak 8, sehingga sisa 1 harus diletakkan di kulit terluar.
    Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi . Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
    Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama memiliki sifat kimia yang sama pula.
    Contoh :
    Unsur natrium dan kalium memiliki sifat yang sama karena kedua unsur tersebut memiliki sifat elektron valensi = 1



    UJI KOMPETENSI B
Pilihlah jawaban yang tepat!
  1. Apabila elektron valensi pada kulit ketiga = 3, nomor atom unsur tersebut …..
    1. 3
    2. 4
    3. 5
    4. 8
    5. 13
  2. Di antara unsur di bawah ini yang memiliki elektron valensi terbanyak yaitu unsur yang mempunyai nomor atom ….
    1. 13
    2. 15
    3. 17
    4. 19
    5. 20
  3. Atom-atom berikut ini yang termasuk kelompok isoton yaitu ….
    1. dan
    2. dan
    3. dan
    4. 12 Mg2+ dan 8O 2_
    5. dan
  4. Periode terpanjang dalam sistem periodik dimiliki oleh ….
    1. Periode 3
    2. Periode 4
    3. Periode 5
    4. Periode 6
    5. Periode 7
  5. Apabila unsur X mempunyai 14 proton, 14 buah elektron, dan 14 neutron, unsur tersebut dilambangkan dengan ….
  6. Nomor massa unsur X adalah 27 dan mempunyai 12 buah elektron. Jumlah neutron
    Unsur tersebut adalah ….
    1. 5
    2. 10
    3. 15
    4. 12
    5. 17
  7. Unsur C mempunyai tiga buah isotop, yaitu , , . Ketiganya berbeda dalam
    1. Nomor atom
    2. Nomor massa
    3. Jumlah elektron
    4. Jumlah proton dan elektron
    5. Nomor massa dan jumlah neutron
  8. Suatu unsur mempunyai jumlah kulit 3 dan elektron valensi 6, unsur tersebut mempunyai nomor atom ….
    1. 14
    2. 16
    3. 18
    4. 20
    5. 22
  9. Pasangan unsur-unsur di bawah ini memiliki jumlah elektron valensi sama kecuali ….
    1. dan
    2. dan
    3. dan
    4. dan
    5. dan
  10. Di antara unsur-unsur, , , , , dan , pasangan unsur yang memiliki elektron valensi sama adalah ….
    1. A dan C
    2. A dan D
    3. B dan C
    4. B dan E
    5. C dan E


 
 

 
  1. Perkembangan Teori Atom

    Perkembangan konsep atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
    Eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel di dalam atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar di dalam atom disebut model atom.
    1. Model Atom Dalton
      1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi
      2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
        Suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbedauntuk unsur yang berbeda.
      3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri dari atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
      4. Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan atau penyusunan kembali atom- atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
        Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti bola tolak peluru.
    2. Model Atom Thomson
      Menurut Thomson, atom adalah bola padat bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson digambarkan dengan sebagai kismis yang tersebar pada seluruh bagian roti sehingga disebut sebagai model roti kismis.
    3. Model Atom Rutherford
      Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dan uranium. Brerdasarkan percobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan bahwa;
      1. Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya.
      2. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.
        Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh
Ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
Pemancaran energi. Oleh karenanya elektron lama-kelamaan akan berkurang dan lin-
Tasannya makin lama mendekati inti kemudian jatuh ke dalam inti.
  1. Model Atom Niels Bohr
    Kesimpulan Bohr adalah;
    1. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang dikelilingi elektron bermuatan negatif di dalam suatu lintasan
    2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika erlektron berpindah kelintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih kelintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi radiasi.
    3. Elektron-elektron berkedudukan pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kuli-kulit elektron.
  2. Kulit-kulit elektron bukan merupakan kedudukan yang pasti dari suatu elektron. Tetapi hanyalah suatu kebolehjadiannya saja. Teori ini sesuai dengan teori ketidakpastian yang dikemukakan oleh Heisenberg. Yang menyatakan bahwa kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya atau probabilitasnya. Dengan demikian kedudukan dan kecepatan gerakan elektron dalam atom berada diruang tertentu dalam atom tersebut yang disebut orbital. Teori mengenai elektron berada dalam orbital-orbital diseputar inti atom inilah yang merupakan pokok teori atom modern.

    KOMPETENSI C

    Pilihlah jawaban yang tepat !
    1. Eksperimen tabung sinar katoda menghasilkan penemuan ….
      1. Elektron
      2. Massa elektron
      3. Muatan elektron
      4. Massa proton
      5. Muatan proton
    2. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan yang lain sambil menyerap atau memancarkan energi. Teori ini merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang dikemukan oleh ….
      1. Becquerel
      2. Bohr
      3. Dalton
      4. Rontgen
      5. Thomson
    3. Kelemahan model atom Bohr adalah ….
      1. Elektron akan jatuh ke inti
      2. Belum ada muatan dalam atom
      3. Elektron bergerak stasioner pada lintasannya
      4. Hanya tepat untuk atom-atom dengan nomor atom kecil
      5. Belum menggambarkan lintasan dan letak elektron dalam atom
    4. Model atom Dalton digambarkan sebagaibola berbentuk bola bulat masif. Kelemahan model atom ini adalah ….
      1. Belum menggambarkan letak dan lintasan elektron dalam suatu atom
      2. Belum mengemukakan adanya muatan dalam suatu atom
      3. Dalton gtidak mampu menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom
      4. Atomnya digambarkan sebagai bola yang berbentuk bulat masif
      5. Hanya tepat untuk atom dengan nomor atom kecil
    5. Suatu atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dengan elektron-elektron yang mengelilinginya. Elektron-elektron tidak akan jatuh ke dalam intinya karena …..
      1. Elektron selalu dalam keadaan diam
      2. Energi tolak menolak partikel pasif dan partikel negatif cukup besar
      3. Elektron bergerak menurut lintasannya yang tertentu dengan gerak tertentu pula dari inti
      4. Elektron terlalu jauh dari inti sehingga ada efek tarik-menarik
      5. Antara inti dan elektron terdapat penghalang

    BAB II SISTEM PERIODIK UNSUR

    1. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur
      Pengelompokan unsur-unsur mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern. Sejarah perkembangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;
      1. Logam dan Nonlogam
        Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan unsur-unsur menjadi dua, yaitu Lugham (logam) dan Laysa lugham (non logam). Unsur logam yang dikenal saat itu ada 16 unsur, diantaranya besi, emas, perak, seng, nikel dan tembaga. Sementara unsur non logam yang dikenal ada 7, yaitu arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, dan fosfor.
      2. Hukum Triade Dobereiner
        Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner, ahli kimia dari Jerman melihat adanya kemiripan sifat diantara beberapa unsur. Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata setiap kelompok terdiri atas tiga unsur (sehingga disebut triade).
        Unsur-unsur dalam satu triade juga disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya. Berdasarkan aturan tersebut massa atom relatif unsur unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom relatif dengan sifat-sifat unsur.
        Contoh : Triade Cl Br I, massa atom relatif Br adalah
        Ar = Ar Cl + Ar I

        2
        Ar = 35,5 + 127
        2
             Ar = 81,25

        Pengelompokan ini ternyata memiliki kelemahan. Kemiripan sifat tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam tiap kelompok.
      3. Hukum Oktaf Newlands
        Tahun 1864, A.R. Newlands, seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris mengemukakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Berdasarkan hukum ini unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf (misalnya, unsur H dengan unsur kedelapan yaitu F pada tabel 2.2) menunjukkan kemiripan sifat dan keteraturan perubahan sifat unsur. Hukum Oktaf menyatakan ” jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan”.
        Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan. Pengelompokan ini ternyata hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah.
      4. Hukum Mendeleyev
        Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev, mengadadakan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu. Mendeleyev menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik diketahui dari massa atom relatifnya. Hal ini berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya. Akibat cara pengelompokan ini terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari ramalan itu terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat. Unsur-unsur tersebut yaitu germanium di bawah silikon dan galium di bawah aluminium.
        Sistem periodik Mendeleyev masih mempunyai kelemahan-kelemahan. Kelemahan sistem periodik Mendeleyev yaitu;
        1. Penempatan unsur tidak sesui dengan kenaikan massa atom relatifnya. Hal ini terjadi karena penempatan unsur mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongan
        2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga banyak tempat kosong dalam tabel.
      5. Sistem Periodik Modern
        Tahun 1914, Henry G.J. Moseley, ahli kimia dari Inggris menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Sistem periodik modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik modern ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleyev.
        Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) dan lajur horizontal (periode). Golongan disusun menurut kemiripan sifat, sedangkan periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
        1. Lajur Vertikal (golongan)
          Golongan ditulis dengan angka Romawi, terdiri atas 19 golongan. Unsur-unsur yang berada pada lajur vertikal dikelompokkan dalam satu golongan. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama.
          Pada sistem unsur periodik modern (sistem periodik panjang) ada delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.
          1. Golongan A (Golongan Utama)
            Golongan utama terdiri atas delapan golongan unsur sebagai berikut :
            Golongan IA : Alkali terdiri atas unsur-unsur H, Li, Na, K,Rb, Cs , Fr
            Golongan IIA : Alkali tanah terdiri atas unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr,
                Ba, dan Ra
            Golongan IIIA : Aluminium terdiri atas unsur-unsur B, Al, Ga, In, Ti
            Golongan IVA : Karbon terdiri atas unsur-unsur C, Si, Ge, Sn,Pb
            Golongan V A : Nitrogen terdiri atas unsur-unsur N, P, As, Sb, Bi
            Golongan VIA : Oksigen terdiri atas unsur-unsur O, S, Se, Te, Po
            Golongan VIIA : Halogen terdiri atas unsur-unsur F, Cl, Br, I, At
            Golongan VIIIA : Gas mulia terdiri atas unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr,
                 Xe dan Rn
            Unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai kemiripan sifat atau hampir sama. Hal ini karena elektron valensi unsur-unsur tersebut sama. Misalnya pada golongan IA bersifat logam lunak, mudah bereaksi dengan air, dan warnanya putih seperti perak.
            Tabel unsur-unsur golongan IA
            Unsur Susunan Elektron Elektron Valensi
            3Li 2. 1 1
            11Na 2. 8. 1 1
            19K 2. 8. 8. 1             1
            37Rb 2. 8. 18. 8. 1             1
            55Cs 2. 8. 18. 18.8. 1 1
            87Fr 2. 8. 18. 32. 18. 8. 1 1
          2. Golongan transisi atau golongan tambahan (golongan B)
            1. Golongan transisi (Golongan B), yaitu IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB, dimulai dari periode 4. Golongan B terletak di antara golongan IIA dan IIIA. Khusus golongan VIIIB terdiri atas tiga lajur vertikal.
              Unsur transisi yang mengisi periode empat merupakan unsur logam, misalnya krom, besi, nikel, tembaga, dan seng. Unsur-unsur logam dan unsur non logam dibatasi secara tegas dengan garis tebal.
              Sebanyak 20 unsur non logam terpusatkan di daerah sudut kanan ke bawah.
              Unsur-unsur yang paling reaktif terletak di sebelah kiri dan kanan
              Dalam tabel periodik. Unsur-unsur yang kurang reaktif berada di tengah. Natrium (Na) dan Kalium (K) merupakan dua unsur logam yang sangat reaktif, terletak di daerah paling kiri. Logam-logam reaktif lainnya berada pada golongan II. Logam-logam yang kurang reaktif berada di tengah pada tabel periodik tersebut, misalnya besi (Fe) dan tembaga (Cu).
              Unsur unsur non logam yang tidak reaktif pada sistem periodik berada di tengah, yaitu karbon (C), silikon (Si), belerang (S) dan oksigen (O) yang terletak di sisi kanannya bersifat lebih reaktif. Unsur-unsur nonlogam yang paling reaktif yaitu flourin (F) dan klorin (Cl). Kedua unsur itu terletak pada sisi kanan atas sistem periodik.
            2. Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
              1. Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 57La)
              2. Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac)
                Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat
Mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada
Periode 7 golongan yang sama, terdapat unsur-unsur Aktinida.
Unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah
Sistem periodik.
  1. Lajur Horisontal (periode)
    Periode ditulis dengan angka Arab, terdiri atas 7 periode berikut;
    Periode 1 berisi 2 unsur
    Periode 2 berisi 8 unsur
    Periode 3 berisi 8 unsur
    Periode 4 berisi 18 unsur
    Periode 5 berisi 18 unsur
    Periode 6 berisi 32 unsur
    Periode 7 berisi 32 unsur
UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Menurut hukum Triade, jika massa atom relatif kalsium 40 dan massa atom relatif barium 137 maka massa atom relatif stronsium sebesar …..
    1. 80,5
    2. 85,5
    3. 88,5
    4. 90,5
    5. 98,5
  2. Unsur aluminium yang mempunyai nomor atom 13 terletak pada ….
    1. Periode 4 golongan IIA
    2. Periode 4 golongan IIIA
    3. Periode 3 golongan IIIA
    4. Periode 2 golongan IVA
    5. Periode 1 golongan VA
  3. Salah satu tanda unsur golongan halogen adalah ….
    1. Elektron valensinya 5
    2. Elektron valensinya 7
    3. Elektron valensinya 8
    4. Memiliki jumlah proton = elektron
    5. Memiliki jumlah proton > neutronnya
  4. Suatu atom memiliki neutron yang jumlahnya sama dengan protonnya. Atom tersebut mempunyai nomor massa 40. Atom tersebut terletak pada ….
    1. Golongan IIA periode 4
    2. Golongan IVA periode 2
    3. Golongan IVA periode 5
    4. Golongan VA periode 4
    5. Golongan VA periode 5
  5. Suatu atom memiliki 4 kulit elektron dan 6 elektron valensi. Jika atom tersebut memiliki jumlah neutron 45. Unsur tersebut memiliki nomor mssa …..
    1. 24
    2. 34
    3. 45
    4. 69
    5. 79
  6. Diketahui ciri-ciri sistem periodik unsur sebagai berikut;
    1. Terdapat 18 golongan
    2. Terdapat 8 periode
    3. Periode terbanyak berisi 32 unsur
    4. Golongan terbanyak berisi 9 unsur
    5. Terdapat golongan transisi luar dan transisi dalam
    Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh sistem periodik unsur modern yaitu ….
    1. 1), 2), dan 3)
    2. 1), 3), dan 5)
    3. 2), 3), dan 4)
    4. 2), 3), dan 5)
    5. 3), 4), dan 5)
  7. Perhatikan beberapa golongan utama berikut !
    1. Golongan IA : Alkali
    2. Golongan IIA : Alkali tanah
    3. Golongan VA : Halogen
    4. Golongan VIA : Karbon
    5. Golongan VIIA : Nitrogen
    Nama golongan yang sesui dengan letak golongan pada sistem periodik unsur modern yaitu ….
    1. 1), dan 2)
    2. 2), dan 3)
    3. 3), dan 4)
    4. 3), dan 5)
    5. 4), dan 5)
  8. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 7. Unsur tersebut terletak pada golongan ….
    1. IA
    2. IIA
    3. VA
    4. VIA
    5. VIIA
  9. Ion Sr2+ mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 8. Unsur tersebut terletak pada periode ….
    1. 3
    2. 4
    3. 5
    4. 6
    5. 7
  10. Periode dalam sistem periodik unsur menyatakan banyaknya ….
    1. Elektron pada kulit terluar
    2. Neutron dalam inti
    3. Kulit elektron
    4. Orbital elektron
    5. Proton dalam inti
      1. Mssa Atom Relatif (Ar) dan Sifat Keperiodikan Unsur
Unsur-unsur dalam sistem periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Kenaikan tersebut menentukan sifat fisik dan sifat kimia unsur. Selain nomor atom, unsur dalam sistem periodik dilengkapi dengan nomor massa yang menunjukkan massa atom relatif dari unsur tersebut.
  1. Massa Atom Relatif (Ar)
    Massa satu atom adalah satuan massa atom (sma). Massa atom ditentukan dari perbandingan massa atom yang akan ditentukan terhadap massa atom unsur yang telah ditetapkan (massa atom acuan). Dengan cara ini, massa setiap atom dapat ditentukan.
    Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius ahli kimia berkebangsaan Swedia, mendefenisikan massa atom suatu unsur sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika massa atom karbon = 12, berarti massa satu atom karbon 12 kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.
    Atom karbon merupakan atom paling stabil dibandingkan atom-atom lain. Oleh karena itu, atom karbon paling cocok digunakan sebagai standar penentuan harga massa atom unsur-unsur.
    Sejak tahun 1961, IUPAC telah mendefenisikan massa atom relatif (Ar) suatu unsur. Menurut IUPAC, massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom unsur tersebut terhadap kali massa satu atom karbon- 12 (C – 12). Defenisi tersebut dirumuskan sebagai berikut;

    Ar X = massa rata-rata atom unsur X

    x massa 1 atom C – 12
    Adapun penentuan massa satu molekul senyawa digunakan istilah massa molekul relatif (Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap massa satu atom C – 12.
    Pengertian tersebut dirumuskan sebagai berikut ;

    Mr X =



    Massa molekul relatif mempunyai kesamaan dengan massa rumus relatif, yaitu sama- sama mempunyai lambang Mr. perbedaan terletak pada partikel penyusunnya. Partikel penyusun massa molekul relatif berupa molekul atau senyawa. Sementara itu, massa rumus relatif partikel penyusunnya berupa ion-ion. Harga Mr suatu senyawa merupakan jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut.

  2. Sifat Keperiodikan Unsur
    1. Jari-jari Atom
      Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
      1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom smakin besar.
        Dalam satu golongan dari atasb ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah kulit = nomor periode), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
      2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
        Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik – menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar. Oleh karena itu, jari-jari atom semakin kecil.
    2. Energi Ionisasi
      Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi tingkat kedua. Dan seterusnya. Apabila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi tingkat pertama.
      Energi ionisasi merupakan ukuran mengenai mudah dan tidaknya suatu atom untuk menjadi ion positif. Apabila atom mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi kecil), atom tersebutmudah menjadi ion positif. Apabila atom sukar melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi besar), atom tersebut sukar bermuatan positif. Misalnya energi ionisasi Li lebih besar dibanding Na maka Li lebih sukar bermuatan bermuatan positif dibanding Na. perhatikan penjelasan berikut;

      3Li + energi ionisasi Li+ + e-

      (2. 1)     (2)

      11Na + energi ionisasi Na+ + e-
      (2. 8. 1)     (2. 8)
      Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu muatan inti dan jari-jari atom.
      1. Muatan inti, semakin besar muatan inti, semakin besar pula tarikan inti terhadap elektron. Akibatnya elektron sukar lepas sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskannya besar.
      2. Jari-jari atom, semakin kecil jari-jari atom, jarak antara inti dan elektron semakin pendek. Dengan demikian, tarikan terhadap elektron semakin kuat sehingga energi ionisasinya semakin besar.
        Besarnya energi ionisasi unsur-unsur dalam keperiodikan dapat disimpulkan sebagai berikut;
        1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin berkurang.
        2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
      Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;
      1. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah. Hal ini mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya semakin kecil.
      2. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar. Oleh karena itu, elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.
    3. Afinitas Elektron
      Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas. Pembebasan energi ini terjadi pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif. Afinitas elektron merupakan ukuran mengenai mudah atau tidaknya suatu atom menjadi ion negatif. Apabila atom menangkap elektron, atom bermuatan negatif. Semakin besar energi yang dilepaskan suatu atom, semakin mudah atom-atom tersebut menangkap elektron.
      Misalnya, atom Cl akan menjadi ion negatif (ion Cl- ) jika menangkap elektron.
      17Cl + e Cl- + afinitas elektron
      (2. 8. 7) (2. 8. 8)
      Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, eneri diperlukan atau diserap dan dinyatakan dengan tanda positif (+).
      Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi. Unsur-unsur halogen (golongan VIIA) mempunyai afinitas elektron paling besar atau paling negatif yang berarti paling mudah menerima elektron.
    4. Keelektronegatifan
      Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron sehingga bermuatan negatif. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin berkurang. Sementara itu dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah. Harga keelektronegatifan ini bersifat relatif antara satu atom dengan atom lainnya. Oleh karenanya tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan atau membandingkan unsur-unsur.
      Linus Pauling membuat skala keelektronegatifan yang terkenal dengan skala Pauling. Skala ini berfungsi untuk mengukur keelektronegatifan suatu unsur. Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 (dimiliki oleh fransium) sampai dengan 4,0 (dimiliki oleh fluorin).
      Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi dan afinitas elektronnya. Jadi suatu unsur (misalnya flourin) yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron besar, keelektronegatifannya juga besar. Semakin besar keelektronegatifan unsur cenderung semakin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung semakin sulit membentuk ion negatif, tetapi semakin mudah membentuk ion positif.
UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Pernyataan tentang energi ionisasi yang paling tepat adalah ….
    1. Dalam satu golongan besarnya sama
    2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan bertambah kecil
    3. Semakin besar energi ionisasi semakin sukar melepas elektron
    4. Semakin besar energi ionisasi semakin mudah bermuatan positif
    5. Dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar
  2. Kelompok unsur berikut ini yang mempunyai sifat afinitas elektron semakin besar adalah ….
    1. Pb, Ge, dan Sn
    2. Ge, Sn, dan Pb
    3. Pb, Sn, dan Ge
    4. Sn, Pb, dan Ge
    5. Sn, Ge, dan Pb
  3. Unsur-unsur dari golongan gas mulia yang sifat elektronegativitasnya paling besar adalah …..
    1. Xe
    2. Rn
    3. Ne
    4. Ar
    5. Kr
  4. Secara umum di antara pernyataan berikut yang benar mengenai sistem periodik unsur dari atas ke bawah adalah …..
    1. Keelektronegatifan cenderug semakin besar
    2. Energi ionisasi cenderung semakin besar
    3. Afinitas elektronnya cenderung semakin besar
    4. Jari-jari atom cenderung semakin besar
    5. Muatan positifnya cenderung semakin besar
  5. Unsur K, L, M, N, dan O mempunyai keelektronegatifan berturut-turut 1,50 ; 2,50 ; 0,90 ; 0,50 ; 3,00 unsur yang paling mudah menerima elektron adalah ….
    1. K
    2. L
    3. M
    4. N
    5. O

BAB III IKATAN KIMIA
  1. Terbentuknya Ikatan Kimia
    Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (golongan VIIIA).
    Walter Kossel, dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan elektron gas mulia atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
    Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hidrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah duplet.
    Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukkan kemampuan suatu atom untuk berikatan dengan atom lain.
    Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah, untuk mencapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif. Unsur-unsur yang mempunyai kecenderungan membentuk ion positif termasuk unsur elektropositif. Unsur-unsur dari golongan halogen dan khalkogen mempunyai kecenderungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang demikian termasuk unsur elektronegatif.
    Contoh;
    1. Fluorin (9F) mempunyai susunan elektron 2. 7. Flourin memerlukan satu elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
    2. Kalsium (20Ca) mempunyai susunan elektron 2. 8. 8. 2. Kalsium melepaskan 2 elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
      Atom-atom yang belum stabil yaitu unsur-unsur selain gas mulia. Unsur ini selalu berusaha untuk mencapai keadaan yang stabil. Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur melakukan hal-hal berikut;
      1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron)
        Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
      2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang bergabung membentuk susunan elektron seperti gas mulia, yang dikenal dengan ikatan kovalen.
      Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu;
      1. Ikatan logam
      2. Ikatan hidrogen
      3. Ikatan Van der Waals
Uji Kompetensi A
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Unsur-unsur di alam cenderung saling berikatan karena tiap-tiap unsur mempunyai ….
    1. Jumlah proton dan elektron yang sama banyak
    2. Kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
    3. Neutron dalam intinya
    4. Lintasan elektron lebih dari satu
    5. Elektron valensi
  2. Kr yang mempunyai nomor atom 36 termasuk golongan gas mulia. Hal ini ditunjukkan oleh ….
    1. Keelektronegatifan Kr besar
    2. Mudahnya bereaksi dengan unsur lain
    3. Membentuk ikatan ion
    4. Elektron valensinya 8
    5. Termasuk golongan VIIA
  3. Atom akan mencapai kestabilan dengan cara ….
    1. Menangkap 1 elektron
    2. Melepas 2 elektron
    3. Menangkap 2 elektron
    4. Melepas 3 elektron
    5. Menangkap 3 elektron
  4. Atom berikut ini yang mencapai kestabilan dengan mengikuti kaidah duplet yaitu ….
    1. Litium
    2. Natrium
    3. Magnesium
    4. Aluminium
    5. Klor
  5. Unsur 35Br cenderung membentuk ion ….
    1. Br+
    2. Br2+
    3. Br-
    4. Br2-
    5. Br3-

  1. Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)
    Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya. Sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur non logam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah-terima elektron. Pada saat terjadi pelepasan elektron, atom tersebut berubah menjadi sebuah kation (ion positif) karena kelebihan muatan positif. Energi ionisasi diperlukan untuk melepas sebuah elektron. Berbeda antara atom satu dengan lainnya.
    Pada umumnya, atom-atom dari unsur logam memiliki energi ionisasi yang lebih rendah. Oleh karena itu unsur-unsur tersebut, cenderung melepas elektron dan berubah menjadi kation. Sebagai contoh unsur natrium (Na) mudah melepaskan satu elektron menjadi ion natrium (Na+). Sementara itu atom-atom dari unsur non logam memiliki afinitas elektron yang tinggi sehingga cenderung untuk menangkap elektron. Saat terjadi penangkapan elektron, atom tersebut berubah menjadi anion (ion negatif). Misalnya atom klor (Cl) mudah menangkap satu elektron dan menjadi ion klorida (Cl-).
    Terjadinya ikatan antara 11Na dengan 17 Cl sebagai berikut ;
    K L M
    11Na 2. 8. 1 melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2. 8
    17Cl : 2. 8. 7 menerima satu elektron, membentuk Cl- : 2. 8. 8
    Na Na+ + e-

    Cl + e-Cl-

    Na + Cl Na+ + Cl-
    Na + dan Cl- membentuk ikatan ion NaCl (Natrium klorida)
    Ikatan ion mudah terjadi jika atom-atom suatu unsur mempunyai perbedaan elektronegativitas yang besar ( lebih besar dari 1,7). Menurut Pauling, jika perbedaan elektronegativitas semakin besar, ikatan kimia yang terbentuk semakin bersifat ionik. Pada umumnya ikatan ion terjadi antara unsur-unsur golongan IA dan IIA (unsur logam) dengan unsur-unsur golongan VIIA dan VIA ( unsur nonlogam).
    Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut,
    1. Dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
    2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
    3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores
    4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
    5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar
Uji Kompetensi B
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan sifat-sifat senyawa ion yaitu ….
    1. Dalam bentuk padatan bersifat konduktor
    2. Titik didih dan titik lelehnya relatif rendah
    3. Dalam bentuk leburan bersifat isolator
    4. Larut dalam pelarut nonpolar
    5. Dalam bentuk larutan bersifat konduktor
  2. Unsur Y mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 2. Unsur ini lebih mudah membentuk ikatan ion dengan unsur lain yang mempunyai konfigurasi elektron ….
    1. 2. 8. 1
    2. 2. 8. 4
    3. 2. 8. 5
    4. 2. 8. 6
    5. 2. 8. 7
  3. Pasangan senyawa berikut ini yang merupakan senyawa ion yaitu ….
    1. SO3 dan HCl
    2. H2O dan KBr
    3. KBr dan NaCl
    4. CH4 dan NH3
    5. KCl dan HCl
  4. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron 2. 8. 6 mempunyai ciri-ciri ….
    1. Dapat membentuk senyawa ionik dengan oksigen
    2. Merupakan unsur logam
    3. Dapat membentuk ion dengan muatan 2-
    4. Hanya dapat bereaksi dengan unsur nonlogam
    5. Memiliki 6 proton dalam setiap atomnya
  5. Atom X mempunyai nomor atom 19 dan atom Y mempunyai nomor atom 8. Senyawa yang terbentuk antara X dan Y adalah ….
    1. XY
    2. XY2
    3. X2Y
    4. X2Y3
    5. X3Y2

  1. Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam
    1. Ikatan Kovalen
      Ikatan kovalen dapat terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Jadi secara langsung ikatan ini bersifat nonelektrostatik. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah oktet atau duplet).
      Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik (), silang (x), atau bulatan kecil (.
      Tanda ini menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. Oleh karena itu, rumus ini sering disebut sebagai rumus elektron atau titik elektron.
      Langkah-langkah untuk menulis rumus molekul Lewis sebagai berikut;
      1. Menuliskan simbol atom unsurnya
      2. Menentukan jumlah elektron valensi atom tersebut
      3. Meletakkan titik (.), silang (x), atau bulatan kecil ( yang mewakili elektron valensi pada sisi simbol atom.
      Berdasarkan bentuk ikatanya, ikatan kovalen dibedakan menjadi tiga, yaitu kovalen normal, kovalen koordinasi, serta kovalen polar dan nonpolar.

  1. Ikatan kovalen Normal
    Dalam ikatan kovalen normal digunakan dasar pemakaian bersama pasangan elektron. Dalam hal ini pasangan elektron tersebut berasal dari kedua atom. Jumlah ikatan yang terdapat dalam suatu molekul dapat diramalkan dengan menghitung jumlah elektron yang digunakan bersama-sama, selain itu juga, jumlah dan jenis atom yang membentuk molekul. Oleh karena itu, dalam ikatan ini dikenal adanya ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga.
    1. Ikatan Kovalen Tunggal
      Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron, ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus.
      Contoh:
      1. Ikatan H dengan H dalam molekul H2
        rumus titik elektronnya H
        rumus titik elektronnya H
        1 atom H berikatan dengan 1 atom H yang lain dan tiap-tiap atom H menyumbangkan 1 elektron.
        H + H H H H – H H2
      2. Ikatan H dengan Cl dalam molekul HCl
        1 atom H berikatan dengan 1 atom Cl yang masing-masing menyumbangkan 1 elektron.

        H + xCl H xCl H – Cl HCl
    2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
      Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2
      O = O O2
    3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
      Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom N dengan atom N lain dalam molekul N2
      N N N2
  2. Ikatan Kovalen Koordinasi
    Ikatan kovalen koordinasi yaitu ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain. Atom lain ini membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
    Contoh; senyawa SO3, NH4+ dan lain-lain
  3. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
    Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
    Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H –Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
    Contoh;
    1. Senyawa kovalen polar; HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
    2. Senyawa kovalen nonpolar; H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
      Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan beberapa hal berikut;
      1. Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar.
        Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat ditentukan dengan:
= d x l
Keterangan;
= momen dipol dalam Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam cm
  1. Bentuk molekul. Jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka biasanya senyawanya bersifat polar.
  2. Jika molekul terdiri atas dua buah unsur.
    1. Jika kedua unsur itu sejenis ikatannya nonpolar
      Contoh; H2 dan Cl2
    2. Jika kedua unsur itu tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.
      Contoh; HCl dan HBr
  3. Jika molekul terdiri atas tiga atau lebih unsur yang berbeda.
    1. Jika atom yang berada di tengah molekul (atom pusat) mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron ikatan akan tertarik ke salah satu atom, ikatannya polar.
      Contoh; H2O, dan NH3
    2. Jika atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom, ikatannya nonpolar.
      Contoh; CH4 dan CO2
Sifat-sifat senyawa kovalen;
  1. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2, O2, N2, Cl2, dan CO2 ), cair (misalnya H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
  2. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antara molekulnya lemah meskipun ikatan antar atomnya kuat
  3. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa diantaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar
  4. Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Berdasarkan elektron valensi, akan diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).
Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan, sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama maka semakin kuat ikatan. Namun, panjang ikatannya semakin kecil atau pendek.
Contoh;
Ikatan : N – N N N N N
Panjang ikatan (A) : 1,47 1,24 1,10
Energi ikatan (kJ/mol) : 163 418 941
  1. Ikatan Logam
Logam mempunyai sifat-sifat berikut;
  1. Pada suhu kamar umumnya padat
  2. Mengkilap
  3. Menghantarkan panas dan listrik dengan baik
  4. Dapat ditempa dan dibentuk
    Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closly packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam larutan elektron. Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

UJI KOMPETENSI C
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Ikatan kovalen dapat terbentuk antara unsur ….
    1. Logam alkali dengan halogen
    2. Logam alkali tanah dengan halogen
    3. Logam alkali dengan gas mulia
    4. Halogen dengan golongan oksigen
    5. Golongan oksigen dengan logam alkali
  2. Elektron yang digunakan bersama pada molekul N2 berjumlah ….
    1. 2
    2. 3
    3. 5
    4. 6
    5. 7
  3. Air (H2O) merupakan senyawa kovalen polar karena ….
    1. Atom H dan O sama-sama nonlogam
    2. Atom O lebih negatif daripada atom H
    3. Jumlah momen dipol = 0
    4. Pasangan elektron bersama lebih dekat pada H
    5. Daya tarik O terhadap elektron lebih kecil
  4. Emas merupakan logam yang dapat dibuat lembaran tipis atau disebut emas perada. Sifat logam yang ditunjuukan oleh peristiwa tersebut yaitu ….
    1. Sifat mengkilap
    2. Daya hantar listrik
    3. Daya hantar panas
    4. Berwujud padat pada suhu kamar
    5. Dapat ditempa
  5. Atom dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom menurut aturan Lewis. Senyawa yang terbentuk yaitu ….
    1. CCl2
    2. CCl3
    3. CCl4
    4. C2Cl3
    5. C3Cl2
  6. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.
    P = 2 S = 2.8
    Q = 2. 8. 2 T = 2. 4
    R = 2.7
    Ikatan kovalen dapat terbentuk pada pasangan ….
    1. P dengan R
    2. R dengan S
    3. R dengan T
    4. S dengan T
    5. P dengan T
  7. Kelompok senyawa berikut yang semuanya merupakan senyawa polar yaitu ….
    1. HCl, HBr, NH3, H2O
    2. CO2, Cl2, Br2, H2O
    3. H2, O2, CO, HCl
    4. MgO, NH3, CO, CO2
    5. SO2, Cl2, N2, NH3
  8. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi yaitu ….
    1. CO2
    2. C2H5OH
    3. SO2
    4. CH4
    5. H2O
  9. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga yaitu ….
    1. CO2
    2. SO2
    3. SO3
    4. PCl3
    5. C2H2
  10. Suatu unsur X dapat membentuk senyawa Na2X, XO2, dan XO3. Unsur X tersebut yaitu ….
    1. Karbon
    2. Klorin
    3. Timbal
    4. Nitrogen
    5. Sulfur




BAB IV TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
  1. Rumus Kimia
    Rumus kimia adalah lambang molekul unsur atau senyawa yang menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam suatu zat.
    Contoh;
    1. Molekul gas oksigen terdiri atas 2 atom O. Rumus kimia gas oksigen adalah O2
    2. Molekul air terdiri atas 2 atom hidrogen (indeks H = 2) dan 1 atom oksigen. Rumus kimia air adalah H2O dan lambangnya ditulis H2O.
    3. Molekul asam cuka terdiri atas 2 atom karbon, 4 atom hidrogen, dan 2 atom oksigen. Rumus kimia asam cuka adalah CH3COOH.
    4. Rumus kimia amonium sulfat adalah (NH4)2SO4. Artinya setiap molekul amonium sulfat terdiri atas 2 atom nitrogen (N), 8 atom hidrogen (H), 1 atom belerang (S), dan 4 atom oksigen (O).
      Rumus kimia sering dinyatakan dalam rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa. Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan perbandingan paling sederhana jumlah atom-atom penyusun senyawa tersebut.

  1. Tata Nama Senyawa
    Sistem penamaan senyawa kimia dibedakan menjadi dua, yaitu penamaan untuk senyawa organik dan senyawa anorganik. Penamaan senyawa-senyawa ini didasarkan pada rumus kimia dengan aturan-aturan tertentu. Aturan penamaan senyawa anorganik adalah,
    1. Tata Nama Senyawa Biner
      1. Senyawa Biner yang Terdiri atas Unsur Logam dan Nonlogam
        Aturan penamaan;
        1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut
        2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran – ida.
          Contoh; KCl nama, kalium klorida
        3. Muatan kation ditulis menggunakan angka Romawi(jika diperlukan). Unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam (ion negatif). Penulisan angka Romawi berlaku apabila unsur logam di dalamnya memiliki kation lebih dari satu macam.
          Contoh;
          Logam Fe memiliki kation Fe2+ dan Fe3+ sehingga penulisan nama senyawa FeCl3 : besi (III) klorida.
          Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa biner.
          Xa+ + Yb-→ XbYa
          Keterangan; Xa+ = kation
          Yb- = anion
          Perhatikan beberapa contoh berikut;
          Mg2+ + Cl-→ MgCl2
          Ag+ + Br-→ AgBr
          Na+ + O2-→ Na2O
      2. Senyawa Biner yang Terdiri Atas Unsur Nonlogam dan Nonlogam
        Aturan penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam diikuti dengan nama unsur dan diakhiri dengan akhiran- ida.
        Awalan angka Yunani:
        Mono     : 1
        Di    : 2
        Tri    : 3
        Tetra    : 4
        Penta    : 5
        Heksa    : 6
        Hepta    : 7
        Okta    : 8
        Nona    : 9
        Deka    : 10
        Awalan mono hanya dipakai pada unsur nonlogam yang kedua.
        Penulisan dilakukan berdasarkan urutan; B- Si- As- C- P- N- H- S- I- Br- Cl- O- F
        Contoh;
        CO = karbon monoksida
        CO2 = karbon dioksida
        N2O5 = dinitrogen pentaoksida
    2. Tata Nama Senyawa Poliatom
      Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri atas lebih dari dua macam unsur penyusun yang berbeda. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif, kecuali ion amonium
      (NH4+) yang bertindak sebagai kation. Penamaan senyawa poliatom sama dengan aturan penamaan senyawa biner logam dan nonlogam. Naqmun terdapat perbedaan pada penamaan anionnya sebagai berikut.
      1. Anion yang terdiri dari atom penyusun yang sama, untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran-at.
        Contoh;
        SO32- : sulfit
        SO42- : sulfat
      2. Khusus untuk CN- dan OH- mendapat akhiran-ida.
      3. Anion yang mengandung unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I), urutan penamaan anion dengan jumlah oksigen terkecil sampai terbesar, yaitu: hipo + nama unsur + akhiran-it,
        Nama unsur + akhiran –it, nama unsur + akhiran –at, sampai per + nama unsur + akhiran –at.
        Contoh:
        ClO- : hipoklorit
        ClO2- : klorit
        ClO3- : klorat
        ClO4- : perklorat
        Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa poliatom:

        Xa+ + YZb-→ Xb(YZ)a
        Contoh:
        NH4+ + Cl-→ NH4Cl : amonium klorida
        K+ + CN-→ KCN : kalium sianida
        Zn2+ + OH-→ Zn(OH)2 : seng hidroksida
        Fe3+ + SO42-→ Fe2(SO4)3 : besi (III) sulfat
        Mg2+ + SO42-→ MgSO4 : magnesium sulfat
            Tidak ditulis Mg2(SO4)2, karena rumus empirisnya
             MgSO4.
    3. Tata Nama Senyawa Asam
      Asam adalah zat yang di dalam air larut dan terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diberi nama dengan awalan asam yang diikuti nama ion negatifnya.
      Contoh:
      Asam-asam anorganik atau asam mineral.
      HF = asam fluorida
      H2SO4 = asam sulfat
      HClO2 = asam hipoklorit
      HClO3 = asam klorit
      HClO4 = asam perklorat
      HNO3 = asam nitrat
      H2C2O4 = asam oksalat
      H3PO3 = asam fosfit
      H3PO4 = asam fosfat
      H2CrO4 = asam kromat
      H2Cr2O7 = asam dikromat
      H2CO3 = asam karbonat

      Contoh asam-asam organik, yaitu asam yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan diberi nama dengan nama trivial.
      HCOOH asam format
      C6H8O7 asam sitrat
      C4H6O5 asam malat
      C4H4O6 asam tartarat
      C4H6O2 asam butirat
      C4H12O2 asam kaproat
      C6H8O6 asam askorbat
    4. Tata Nama Senyawa Basa
      Basa ditandai dengan adanya ion hidroksida (OH-). Penamaan basa selalu diakhiri dengan anion hidroksida.
      Contoh: NaOH natrium hidroksida
      Ba(OH)2 barium hidroksida
      NH4OH amonium hidroksida
    5. Oksida dan Tata Nama Oksida
      Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi. Secara umum oksida dibedakan menjadi oksida logam dan oksida nonlogam. Berdasarkan sifat-sifatnya, oksida dibagi menjadi oksida basa, oksida asam, oksida amfoter, oksida indifferen, dan peroksida.
      1. Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.
        Contoh: Na2O + H2O → 2NaOH
        Natrium oksida natrium hidroksida
      2. Oksida asam adalah oksida nonlogam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan asam.
        Contoh: CO2 + H2O → H2CO3
        Karbon dioksida asam karbonat
      3. Oksida amfoter adalah oksida logam atau nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau oksida basa.
        Contoh: Al2O3 (aluminium oksida) dan PbO (timbal oksida)
      4. Oksida Indifferen adalah oksida logam atau nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun oksida basa.
        Contoh: H2O (air), NO (nitrogen monoksida), dan MnO2 (mangan dioksida)
      5. Peroksida adalah oksida logam atau oksida nonlogam yang kelebihan atom O.
        Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida) dan Na2O2 (natrium peroksida).
Pemberian nama senyawa oksida berdasarkan IUPAC (International Union Of Pure Applied Chemistry) sebagai berikut.
  1. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksidasi hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian dibutuhkan kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +3 dinamai senyawa aluminium oksida.
    2. Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dinamai senyawa natrium oksida.
  2. Untuk oksida yang tersusun atas unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsur logamnya yang diikuti dengan tingkat bilangan oksidanya yang ditulis dengan angka Romawi dalam kurung dan diikuti kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa oksida tembaga dapat terbentuk dari unsur tembaga yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (Cu2O) dan +2(CuO), sehingga senyawa Cu2O dinamakan senyawa tembaga (I) oksida dan senyawa CuO dinamakan senyawa tembaga (II) oksida.
    2. Senyawa oksida besi dapat terbentuk dari unsur besi yang mempunyai bilanagan oksidasi +2 (FeO) dan +3 (Fe2O3), sehingga senyawa FeO dinamakan besi (II) oksida dan senyawa Fe2O3 dinamakan besi (III) oksida.
  3. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur nonlogam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pepberian nama dilakukan dengan menyebutkan jumlah atom unsur dan oksida yang terikat pada unsur dengan awalan .
    Contoh:
    1. Senyawa oksida klor dapat terbentuk dari unsur klor yang mempunyai bilangan oksidasi +1(Cl2O), +5(Cl2O5), dan +7(Cl2O7), sehingga nama senyawa tersebut berturut-turut adalah diklor monoksida, diklor pentaoksida dan diklor heptaoksida.
    2. Senyawa oksida nitrogen dapat terbentuk dari unsur nitrogen yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (N2O), +2 (NO), +4 (NO2), dan +5 (N2O5), sehingga senyawa N2O5 dinamakan dinitrogen pentaoksida.
    3. Tata Nama Senyawa Hidrat

      Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung “air kristal” . Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa. Senyawa hidrat dibeeri nama dengan menambahkan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air kristal hidrat diakhir nama senyawa tersebut.
      Contoh:
      CuSO4 . 5H2O = Tembaga (II) sulfat pentahidrat
      Na2CO3 . 10H2O = Natrium karbonat dekahidrat
    4. Beberapa Senyawa Kimia di Sekitar Kita

      Beberapa senyawa kimia yang serin ditemui dalam kehidupan sehari- hari sebagai berikut.
      1. Dacron atau poliethiena glikol tereftalat dengan rumus molekul (C10H8O4)n . Dacron digunakan sebagai busa pada peralatan rumah tangga, seperti bantal dan kasur.
      2. Freon atau dicloro difluoro karbon, dengan rumus molekul CCl2F2 digunakan sebagai bahan pendingin lemari es dan AC, serta pengisi obat semprot (spay).
      3. Kloroform atau triklorometana, dengan rumus molekul CHCl3. Kloroform pada suhu kamar berupa zat cair, berbau, mudah menguap, dan bersifat membius.
      4. DDT atau dikloro difenil trikloro etana, dengan rumus molekul C14H9Cl5 , digunakan sebagai pestisida.
      5. PVC atau polivinil klorida, dengan rumus molekul (H2CCClH)n . Digunakan untuk membuat pipa pralon, pembungkus kabel, dan tas plastik.
      6. Teflon atau tetrafluoroetena, dengan molekul (F2C = CF2)n. Sifatnya sangat keras dan tahan panas, sehingga banyak digunakan sebagai pengganti logam pada peralatan mesin-mesin dan peralatan rumah tangga.
      7. Aseton, mempunyai rumus kimia CH3COOCH3 dipakai sebagai pelarut pada industri selulosa asetat, serat, fotografi film, cat, dan pernis serta digunakan sebagai pembersih cat kuku.

UJI KOMPETENSI (A) DAN (B)
Pilihlah jawaban yang tepat!
  1. Tawas mempunyai rumus kimia K2SO4Al2(SO4)3 . 24H2O . Senyawa tersebut mengandung ….
    1. 2 atom K, 2 atom 9, atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    2. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    3. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 48 atom H
    4. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    5. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, 48 atom H
  2. Cermati beberapa pasangan rumus kimia berikut !
    1. CH2 dan C4H8
    2. CH4 dan C2H6
    3. CH2O dan C6H12O6
    4. C2H2N dan C4H4N2
    5. H2 dan H2O2
    6. NaOH dan NaCl
      Diantara pasangan rumus kimia tersebut, yang merupakan pasangan rumus empiris dan rumus molekul yaitu …..
    1. I, IV, VI
    2. I, III,IV
    3. II, III, V
    4. II, IV,VI
    5. III,V, VI
  3. Dua molekul gula pasir C12H22O11 mengandung …..
    1. 11 atom oksigen
    2. 12 atom karbon
    3. 22 atom hidrogen
    4. 33 atom oksigen
    5. 44 atom hidrogen
  4. Menurut IUPAC, BaSO4 mempunyai nama….
    1. Barium sulfida
    2. Barium sulfit
    3. Boron sulfida
    4. Boron sulfat
    5. Barium sulfat
  5. Di antara oksida-oksida berikut yang termasuk oksida indifferen adalah ….
    1. H2O2
    2. H2O
    3. CO2
    4. Al2O3
    5. Na2O
  6. Nama senyawa hidrat BaCl2 . 4H2O yaitu ….
    1. Barium dikloro tetrahidrat
    2. Barium (II) kloro tetrahidrat
    3. Barium klorida tetrahidrat
    4. Barium klorida heksahidrat
    5. Barium klorida oktahidrat
  1. Persamaan Reaksi
    Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk) yang dipisahkan dengan tanda (→) disertai koefisiennya masing-masing.
    Prinsip yang mendasari penulisan persamaan reaksi adalah hukum kekekalan massa oleh Lavoisier. Hukum ini menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa ssudah reaksi. Dengan demikian, persamaan reaksi disetarakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
    1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
    2. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar. Pereaksi ditulis di sebelah kiri tanda panah, sedangkan hasil reaksi ditulis di sebelah kanan tanda panah.
      Contoh : A + B → C + D
    3. Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik dengan menambahkan O2, yaitu :
      1. Reaksi pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
      2. Reaksi pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O
    4. Perasamaan reaksi harus memenuhi hukum Kekekalan Massa. Apabila jumlah unsur di sebelah kiri tanda panah berbeda dengan jumlah unsur di sebelah kanan, ditambahkan angka sebagai koefisien reaksi di depan senyawa yang berhubungan. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol.
      Contoh:
      H2 + O2→ H2O (belum setara)
      Setelah ditambahkan angka menjadi
      2H2O + O2→ 2H2O
    5. Pada reaksi yang kompleks, penyetaraan reaksi dilakukan dengan cara aljabar, yaitu dengan menggunakan variabel-variabel sebagai koefisien senyawa.
      Contoh:
      aHNO3 + bH2S → cNO + dS + eH2O
      atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
      atom O : 3a = c + e, karena a = c, maka
      3a = a + e
      2a = e
      Atom H : a + 2b = 2e, karena e = 2a, maka:
      a + 2b = 2(2a)
      2b = 4a – a
      2b = 3a
      b = a
      atom S : b = d = a
      Misal a = 2, persamaan reaksi tersebut menjadi:
      2HNO3 + 3H2S → 2NO + 3S + 4H2O
    6. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia. Wujud zat dalam persamaan reaksi disingkat dengan:
      (s) : solid (zat padat)
      (l) : liquid (zat cair)
      (aq) : aqueous (larut dalam air)
      (g) : gas
      Contoh:
      2HNO3(aq) + 3H2S(aq) → 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(l)
UJI KOMPETENSI (C)
Pilihlah Jawaban Yang Tepat!
  1. Koefisien dalam persamaan reaksi menunjukkan ….
    1. Jumlah molekul zat dalam reaksi
    2. Perbandingan berat zat dalam reaksi
    3. Jumlah volume zat dalam reaksi
    4. Jumlah atom zat dalam reaksi
    5. Perbandingan mol zat dalam reaksi
  2. Persamaan reaksi kalsium karbida dengan air sebagai berikut:
    CaC2(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
    Gas yang terbentuk pada persamaan reaksi tersebut adalah ….
    1. Hidrogen
    2. Asetilen
    3. Amonia
    4. Nitrogen
    5. Karbon dioksida
  3. Diketahui persamaan reaksi sebagai berikut:
    Mg3N2(s) + H2O(l) → Mg(OH)2(aq) + NH3(g)
    Setelah disetarakan, koefisien H2O yaitu ….
    1. 2
    2. 3
    3. 4
    4. 5
    5. 6
  4. Pada reaksi aFe + bO2→ cFe2O3 agar persamaannya setara maka harga a,b, dan c adalah ….
    1. 4,3,2
    2. 4,2,2
    3. 2,3,2
    4. 2,2,3
    5. 1,2,3
  5. Karbit (kalsium karbida) yang mempunyai padatan putih pada umumnya digunakan orang untuk mengelas. Karbit dihasilkan dari pemanasan kalsium oksida dan karbon dalam tanur listrik dengan hasil samping gas karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi adalah ….
    1. Ca(s) + 2C(s) → CaC2(s)
    2. CaO(s) + 2C(s) → CaC2(s)
    3. 2CaO(s) + 5C(s) → 2CaC2(s) + CO2(g)
    4. CaC2(s) + H2O(l) → C2H2(g) + CaO(g)
    5. C2H2(s) → 2C(s) + H2(s)
BAB V HUKUM DASAR KIMIA
  1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
    Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa, “Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
    Contoh: hidrogen + oksigen → hidrogen oksida
    (4g) (32g) (36g)
  2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
    Proust mengemukakan teorinya yang dikenal dengan hukum perbandingan tetap yang berbunyi; “Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”
    Contoh:
    Jika 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
    Penyelesaian:
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40
    Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan 4 x 8
    Gram oksigen yaitu 32 gram.
    Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak (40 – 32) gram = 8 gram

Ringkasan materi kimia kelas X semester I (satu)

Bab I Struktur Atom

  1. Partikel-partikel penyusun atom
    1. Elektron (
      Berdasarkan percobaan tetes minyak yang dilakukan oleh Milikan dan Thomson diperoleh
      Muatan elektron = -1 dan massa elektron = 0
    2. Proton (
      Eugene Goldstein, menggunakan tabung gas yg memiliki katoda, untuk mempelajari partikel positif yg disebut dgn proton. Massa proton = 1 s m a (satuan massa atom) dan muatan proton = +1
    3. Inti atom
      Percobaan Rutherford, tentang hamburan sinar alfa oleh lempeng emas. Menyimpulkan bahwa atom tersusun dari inti atom yg bermuatan positif yg dikelilingi elektron yang bermuatan negatif sehinggaatom bersifat netral.
    4. Neutron (
      James Chadwick, menyatakan bahwa partikel yg menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi bersifat netral atau tidak bermuatan dan massanya hampir sama dengan massa proton disebut neutron.

      Uji Kompetensi (A)
      Pilihlah Jawaban yang tepat !

      1. Robert Andrew Milikan menentukan besarnya muatan elektron menggunakan percobaan ….
        1. Tetes minyak
        2. Hamburan sinar alfa
        3. Hamburan sinar beta
        4. Tabung gas berkatoda
        5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
      2. Partikel yang menimbulkan radiasi berdaya tembus tinggi dan bersifat netral ditemukan oleh James Chadwick, partikel itu disebut ….
        1. Proton
        2. Neutron
        3. Nukleon
        4. Elektron
        5. Inti atom
      3. Percobaan yang dilakukan oleh Eugene Goldstein untuk menemukan proton yaitu….
        1. Tetes minyak
        2. Hamburan sinar beta
        3. Tabung gas berkatoda
        4. Penembakan lempeng emas
        5. Pembelokan sinar katoda oleh medan listrik
      4. Pernyataan yang sesuai untuk neutron adalah….
        1. Jumlahnya sama dengan jumlah elektron
        2. Merupakan partikel atom bermuatan positif
        3. Merupakan partikel atom bermuatan negatif
        4. Jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton
        5. Jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan momor massa isotopnya
      5. Inti atom ditemukan melalui eksperimen hamburan sinar alfa. Hamburan ini ditemukan oleh ….
        1. Thomson
        2. Rutherford
        3. Goldstein
        4. Becquerel
        5. Chadwick

  1. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop dan Elektron Valensi

    Penulisan lambang atom unsur menyatakan nomor atom dan nomor massa sebagai berikut

Keterangan :
A = nomor massa
Z = nomor atom
         X = lambang unsur
Nomor massa (A) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
     Jumlah neutron (n) = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
     Nomor atom (Z) = jumlah proton (p) = jumlah elektron
  1. Nomor atom (Z)
    Nomor atom (Z) menunjukkan jumlah proton ( muatan positif) atau jumlah elektron dalam atom tersebut. Nomor atom ini merupakan ciri khas suatu unsur karena nomor atom juga menunjukkan jumlah elektron.
    Elektron inilah yang nantinya paling menentukan sifat suatu unsur. Nomor atom ditulis agak ke bawah sebelum lambang unsur.
    Contoh :
    Atom nomor atom = 19
    Jumlah proton = 19
    Jumlah elektron = 19
    Atom netral mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektronnya. Apabila suatu atom netral melepaskan elektronnya, atom tersebut menjadi bermuatan positif. Hal ini karena jumlah proton lebih banyak daripada jumlah elektron. Atom bermuatan positif disebut kation. Namun, apabila atom netral menangkap elektron, atom tersebut akan jadi bermuatan negatif. Hal ini karena jumlah elektron lebih banyak daripada jumlah proton. Atom beermuatan negatif disebut anion. Perubahan ini hanya terjadi pada elektron, sedangkan jumlah proton dan neutron tetap karena inti atom tidak berubah.
    Contoh :
    Atom kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39 (). Ini berarti, atom K terdiri atas 19 proton, 19 elektron, dan 20 neutron.
    Apabila atom K melepaskan satu elektron, atom K menjadi ion , artinya ion terdiri atas 19 proton, 18 elektron, dan 20 neutron.
  2. Nomor Massa (A)
    karena jumlah proton sama dengan nomor atom maka nomor massa juga merupakan jumlah nomor atom ditambah neutron. Semakin banyak proton dan neutron yang dimiliki sebuah atom, semakin besar massanya. Nomor massa ditulis disebelah kiri atas sebelum lambang unsur.
    Contoh :
    Atom nomor massa = 23
    Jumlah proton + neutron = 23
  3. Isotop, Isoton, dan Isobar
    Isotop yaitu atom yang mempunyai nomor atom sama,tetapi memiliki nomor massa yang berbeda. Contoh :
        , ,
    P = 7 p = 7 p = 7
    E = 7 e = 7 e = 7
    N = 6 n = 7 n = 8
    Setiap isotop satu unsur memiliki sifat kimia yang sama. Oleh karena setiap isotop mem-punyai massa yang berbeda, maka harga massa atom setiap unsur merupakan harga rata-rata setiap isotopnya. Isotop-isotop ini dapat digunakan untuk menentukan massa atom relatif (Ar) atom tersebut berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua isotop.
    Contoh :
    Oksigen di alam terdiri dari 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut;
    (99,76 (0,04 (0,20
    Hitunglah massa atom rata-rata (Ar) dari unsur oksigen !
    Jawab :

         (99,76 x 16) + (0,04 x 17) + (0,20 x 18)
    Ar =    _____________________________ = 16,0044
             100
    Ar = 16

    Isoton, adalah atom atom unsur yang berbeda yang mempunyai neutron yang sama, tetapi nomor atom berbeda.
    Contoh :
    Isoton antara dan
    Jumlah neutron O = 31 – 15 = 16 dan N 32 – 16 =16
    Isobar, adalah atom-atom unsur berbeda yang mempunyai nomor atom berbeda, tetapi mempunyai nomor massa yang sama.
    Contoh :
    Isobar antara dan
    Isoelektron, merupakan atom-atom yang jumlah elektron sama setelah melepaskan atau menangkap elektron.
    Contoh :
    11Na+ dan 9F- Keduanya mempunyai jumlah elektron sama.

  4. Menentukan Elektron Valensi Berdasarkan Konfigurasi Elektron
    Elektron-elektron yang mengelilingi inti beredar pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Lambang kulit dimulai dari K, L, M, N dan seterusnya dimulai dari kulit yang dekat inti. Semakin jauh dari inti, tingkat energi dari kulit tersebut semakin tinggi. Susunan elektron pada setiap kulitnya disebut konfigurasi elektron. Elektron disusun sedemikian rupa pada tiap-tiap kulit dan diisi maksimum sesuai daya tampung kulit tersebut. Jika masih ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada kulit tersebut, diletakkan pada kulit selanjutnya.
    Konfigurasi (susunan) elektron suatu atom berdasarkan kulit-kulit atom tersebut. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2, dengan menunjukkan kulit ke-n.
    Jika n = 1 maka berisi 2 elektron
    Jika n = 2 maka berisi 8 elektron
    Jika n = 3 maka berisi 18 elektron
    Perhatikan konfigurasi elektron pada unsur dengan nomor atom 19!
    Konfigurasi elektronnya adalah ;
    K L M N
    2 8 8 1
    Hal ini dapat dijelaskan bahwa kapasitas elektron maksimum di kulit M dari unsur tersebut sebanyak 8, sehingga sisa 1 harus diletakkan di kulit terluar.
    Elektron yang berperan dalam reaksi pembentukan ikatan kimia dan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi . Jumlah elektron valensi suatu atom ditentukan berdasarkan elektron yang terdapat pada kulit terakhir dari konfigurasi elektron atom tersebut.
    Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron valensi yang sama memiliki sifat kimia yang sama pula.
    Contoh :
    Unsur natrium dan kalium memiliki sifat yang sama karena kedua unsur tersebut memiliki sifat elektron valensi = 1



    UJI KOMPETENSI B
Pilihlah jawaban yang tepat!
  1. Apabila elektron valensi pada kulit ketiga = 3, nomor atom unsur tersebut …..
    1. 3
    2. 4
    3. 5
    4. 8
    5. 13
  2. Di antara unsur di bawah ini yang memiliki elektron valensi terbanyak yaitu unsur yang mempunyai nomor atom ….
    1. 13
    2. 15
    3. 17
    4. 19
    5. 20
  3. Atom-atom berikut ini yang termasuk kelompok isoton yaitu ….
    1. dan
    2. dan
    3. dan
    4. 12 Mg2+ dan 8O 2_
    5. dan
  4. Periode terpanjang dalam sistem periodik dimiliki oleh ….
    1. Periode 3
    2. Periode 4
    3. Periode 5
    4. Periode 6
    5. Periode 7
  5. Apabila unsur X mempunyai 14 proton, 14 buah elektron, dan 14 neutron, unsur tersebut dilambangkan dengan ….
  6. Nomor massa unsur X adalah 27 dan mempunyai 12 buah elektron. Jumlah neutron
    Unsur tersebut adalah ….
    1. 5
    2. 10
    3. 15
    4. 12
    5. 17
  7. Unsur C mempunyai tiga buah isotop, yaitu , , . Ketiganya berbeda dalam
    1. Nomor atom
    2. Nomor massa
    3. Jumlah elektron
    4. Jumlah proton dan elektron
    5. Nomor massa dan jumlah neutron
  8. Suatu unsur mempunyai jumlah kulit 3 dan elektron valensi 6, unsur tersebut mempunyai nomor atom ….
    1. 14
    2. 16
    3. 18
    4. 20
    5. 22
  9. Pasangan unsur-unsur di bawah ini memiliki jumlah elektron valensi sama kecuali ….
    1. dan
    2. dan
    3. dan
    4. dan
    5. dan
  10. Di antara unsur-unsur, , , , , dan , pasangan unsur yang memiliki elektron valensi sama adalah ….
    1. A dan C
    2. A dan D
    3. B dan C
    4. B dan E
    5. C dan E


 
 

 
  1. Perkembangan Teori Atom

    Perkembangan konsep atom secara ilmiah dimulai oleh John Dalton (1805), kemudian dilanjutkan oleh Thomson (1897), Rutherford (1911), dan disempurnakan oleh Bohr (1914).
    Eksperimen yang memperkuat konsep atom ini menghasilkan gambaran mengenai susunan partikel-partikel di dalam atom. Gambaran susunan partikel-partikel dasar di dalam atom disebut model atom.
    1. Model Atom Dalton
      1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang tidak dapat dibagi lagi
      2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
        Suatu unsur memiliki atom-atom yang identik dan berbedauntuk unsur yang berbeda.
      3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya air terdiri dari atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
      4. Reaksi kimia merupakan pemisahan, penggabungan atau penyusunan kembali atom- atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
        Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti bola tolak peluru.
    2. Model Atom Thomson
      Menurut Thomson, atom adalah bola padat bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron yang bermuatan negatif. Model atom Thomson digambarkan dengan sebagai kismis yang tersebar pada seluruh bagian roti sehingga disebut sebagai model roti kismis.
    3. Model Atom Rutherford
      Teori atom Rutherford muncul berdasarkan eksperimen hamburan sinar alfa dan uranium. Brerdasarkan percobaan tersebut, Rutherford menyimpulkan bahwa;
      1. Atom adalah bola berongga yang tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilinginya.
      2. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom.
        Kelemahan dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh
Ke dalam inti atom. Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai
Pemancaran energi. Oleh karenanya elektron lama-kelamaan akan berkurang dan lin-
Tasannya makin lama mendekati inti kemudian jatuh ke dalam inti.
  1. Model Atom Niels Bohr
    Kesimpulan Bohr adalah;
    1. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif yang dikelilingi elektron bermuatan negatif di dalam suatu lintasan
    2. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke lintasan yang lain dengan menyerap atau memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang. Jika erlektron berpindah kelintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika beralih kelintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi radiasi.
    3. Elektron-elektron berkedudukan pada tingkat-tingkat energi tertentu yang disebut kuli-kulit elektron.
  2. Kulit-kulit elektron bukan merupakan kedudukan yang pasti dari suatu elektron. Tetapi hanyalah suatu kebolehjadiannya saja. Teori ini sesuai dengan teori ketidakpastian yang dikemukakan oleh Heisenberg. Yang menyatakan bahwa kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak dapat ditentukan secara pasti, yang dapat ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya atau probabilitasnya. Dengan demikian kedudukan dan kecepatan gerakan elektron dalam atom berada diruang tertentu dalam atom tersebut yang disebut orbital. Teori mengenai elektron berada dalam orbital-orbital diseputar inti atom inilah yang merupakan pokok teori atom modern.

    KOMPETENSI C

    Pilihlah jawaban yang tepat !
    1. Eksperimen tabung sinar katoda menghasilkan penemuan ….
      1. Elektron
      2. Massa elektron
      3. Muatan elektron
      4. Massa proton
      5. Muatan proton
    2. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan yang lain sambil menyerap atau memancarkan energi. Teori ini merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang dikemukan oleh ….
      1. Becquerel
      2. Bohr
      3. Dalton
      4. Rontgen
      5. Thomson
    3. Kelemahan model atom Bohr adalah ….
      1. Elektron akan jatuh ke inti
      2. Belum ada muatan dalam atom
      3. Elektron bergerak stasioner pada lintasannya
      4. Hanya tepat untuk atom-atom dengan nomor atom kecil
      5. Belum menggambarkan lintasan dan letak elektron dalam atom
    4. Model atom Dalton digambarkan sebagaibola berbentuk bola bulat masif. Kelemahan model atom ini adalah ….
      1. Belum menggambarkan letak dan lintasan elektron dalam suatu atom
      2. Belum mengemukakan adanya muatan dalam suatu atom
      3. Dalton gtidak mampu menerangkan mengapa elektron tidak jatuh ke inti atom
      4. Atomnya digambarkan sebagai bola yang berbentuk bulat masif
      5. Hanya tepat untuk atom dengan nomor atom kecil
    5. Suatu atom terdiri atas inti yang bermuatan positif dengan elektron-elektron yang mengelilinginya. Elektron-elektron tidak akan jatuh ke dalam intinya karena …..
      1. Elektron selalu dalam keadaan diam
      2. Energi tolak menolak partikel pasif dan partikel negatif cukup besar
      3. Elektron bergerak menurut lintasannya yang tertentu dengan gerak tertentu pula dari inti
      4. Elektron terlalu jauh dari inti sehingga ada efek tarik-menarik
      5. Antara inti dan elektron terdapat penghalang

    BAB II SISTEM PERIODIK UNSUR

    1. Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur
      Pengelompokan unsur-unsur mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern. Sejarah perkembangan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;
      1. Logam dan Nonlogam
        Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan unsur-unsur menjadi dua, yaitu Lugham (logam) dan Laysa lugham (non logam). Unsur logam yang dikenal saat itu ada 16 unsur, diantaranya besi, emas, perak, seng, nikel dan tembaga. Sementara unsur non logam yang dikenal ada 7, yaitu arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, dan fosfor.
      2. Hukum Triade Dobereiner
        Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner, ahli kimia dari Jerman melihat adanya kemiripan sifat diantara beberapa unsur. Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifat yang ada. Ternyata setiap kelompok terdiri atas tiga unsur (sehingga disebut triade).
        Unsur-unsur dalam satu triade juga disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya. Berdasarkan aturan tersebut massa atom relatif unsur unsur kedua merupakan rata-rata dari massa atom relatif unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom relatif dengan sifat-sifat unsur.
        Contoh : Triade Cl Br I, massa atom relatif Br adalah
        Ar = Ar Cl + Ar I

        2
        Ar = 35,5 + 127
        2
             Ar = 81,25

        Pengelompokan ini ternyata memiliki kelemahan. Kemiripan sifat tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam tiap kelompok.
      3. Hukum Oktaf Newlands
        Tahun 1864, A.R. Newlands, seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris mengemukakan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Berdasarkan hukum ini unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur-unsur yang berselisih 1 oktaf (misalnya, unsur H dengan unsur kedelapan yaitu F pada tabel 2.2) menunjukkan kemiripan sifat dan keteraturan perubahan sifat unsur. Hukum Oktaf menyatakan ” jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan”.
        Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia belum ditemukan. Pengelompokan ini ternyata hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah.
      4. Hukum Mendeleyev
        Tahun 1869, sarjana bangsa Rusia Dmitri Ivanovich Mendeleyev, mengadadakan pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal saat itu. Mendeleyev menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik diketahui dari massa atom relatifnya. Hal ini berarti jika unsur-unsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya. Akibat cara pengelompokan ini terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik tersebut. Tempat-tempat kosong ini diramalkan akan diisi unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari ramalan itu terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat. Unsur-unsur tersebut yaitu germanium di bawah silikon dan galium di bawah aluminium.
        Sistem periodik Mendeleyev masih mempunyai kelemahan-kelemahan. Kelemahan sistem periodik Mendeleyev yaitu;
        1. Penempatan unsur tidak sesui dengan kenaikan massa atom relatifnya. Hal ini terjadi karena penempatan unsur mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu golongan
        2. Masih banyak unsur yang belum dikenal pada masa itu sehingga banyak tempat kosong dalam tabel.
      5. Sistem Periodik Modern
        Tahun 1914, Henry G.J. Moseley, ahli kimia dari Inggris menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Sistem periodik modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik modern ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleyev.
        Sistem periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan) dan lajur horizontal (periode). Golongan disusun menurut kemiripan sifat, sedangkan periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
        1. Lajur Vertikal (golongan)
          Golongan ditulis dengan angka Romawi, terdiri atas 19 golongan. Unsur-unsur yang berada pada lajur vertikal dikelompokkan dalam satu golongan. Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama.
          Pada sistem unsur periodik modern (sistem periodik panjang) ada delapan golongan utama dan delapan golongan transisi.
          1. Golongan A (Golongan Utama)
            Golongan utama terdiri atas delapan golongan unsur sebagai berikut :
            Golongan IA : Alkali terdiri atas unsur-unsur H, Li, Na, K,Rb, Cs , Fr
            Golongan IIA : Alkali tanah terdiri atas unsur-unsur Be, Mg, Ca, Sr,
                Ba, dan Ra
            Golongan IIIA : Aluminium terdiri atas unsur-unsur B, Al, Ga, In, Ti
            Golongan IVA : Karbon terdiri atas unsur-unsur C, Si, Ge, Sn,Pb
            Golongan V A : Nitrogen terdiri atas unsur-unsur N, P, As, Sb, Bi
            Golongan VIA : Oksigen terdiri atas unsur-unsur O, S, Se, Te, Po
            Golongan VIIA : Halogen terdiri atas unsur-unsur F, Cl, Br, I, At
            Golongan VIIIA : Gas mulia terdiri atas unsur-unsur He, Ne, Ar, Kr,
                 Xe dan Rn
            Unsur yang berada dalam satu golongan mempunyai kemiripan sifat atau hampir sama. Hal ini karena elektron valensi unsur-unsur tersebut sama. Misalnya pada golongan IA bersifat logam lunak, mudah bereaksi dengan air, dan warnanya putih seperti perak.
            Tabel unsur-unsur golongan IA
            Unsur Susunan Elektron Elektron Valensi
            3Li 2. 1 1
            11Na 2. 8. 1 1
            19K 2. 8. 8. 1             1
            37Rb 2. 8. 18. 8. 1             1
            55Cs 2. 8. 18. 18.8. 1 1
            87Fr 2. 8. 18. 32. 18. 8. 1 1
          2. Golongan transisi atau golongan tambahan (golongan B)
            1. Golongan transisi (Golongan B), yaitu IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB, dimulai dari periode 4. Golongan B terletak di antara golongan IIA dan IIIA. Khusus golongan VIIIB terdiri atas tiga lajur vertikal.
              Unsur transisi yang mengisi periode empat merupakan unsur logam, misalnya krom, besi, nikel, tembaga, dan seng. Unsur-unsur logam dan unsur non logam dibatasi secara tegas dengan garis tebal.
              Sebanyak 20 unsur non logam terpusatkan di daerah sudut kanan ke bawah.
              Unsur-unsur yang paling reaktif terletak di sebelah kiri dan kanan
              Dalam tabel periodik. Unsur-unsur yang kurang reaktif berada di tengah. Natrium (Na) dan Kalium (K) merupakan dua unsur logam yang sangat reaktif, terletak di daerah paling kiri. Logam-logam reaktif lainnya berada pada golongan II. Logam-logam yang kurang reaktif berada di tengah pada tabel periodik tersebut, misalnya besi (Fe) dan tembaga (Cu).
              Unsur unsur non logam yang tidak reaktif pada sistem periodik berada di tengah, yaitu karbon (C), silikon (Si), belerang (S) dan oksigen (O) yang terletak di sisi kanannya bersifat lebih reaktif. Unsur-unsur nonlogam yang paling reaktif yaitu flourin (F) dan klorin (Cl). Kedua unsur itu terletak pada sisi kanan atas sistem periodik.
            2. Golongan Transisi Dalam, ada dua deret yaitu :
              1. Deret Lantanida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 57La)
              2. Deret Aktinida (unsur dalam deret ini mempunyai kemiripan sifat dengan 89Ac)
                Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat
Mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada
Periode 7 golongan yang sama, terdapat unsur-unsur Aktinida.
Unsur-unsur tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah
Sistem periodik.
  1. Lajur Horisontal (periode)
    Periode ditulis dengan angka Arab, terdiri atas 7 periode berikut;
    Periode 1 berisi 2 unsur
    Periode 2 berisi 8 unsur
    Periode 3 berisi 8 unsur
    Periode 4 berisi 18 unsur
    Periode 5 berisi 18 unsur
    Periode 6 berisi 32 unsur
    Periode 7 berisi 32 unsur
UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Menurut hukum Triade, jika massa atom relatif kalsium 40 dan massa atom relatif barium 137 maka massa atom relatif stronsium sebesar …..
    1. 80,5
    2. 85,5
    3. 88,5
    4. 90,5
    5. 98,5
  2. Unsur aluminium yang mempunyai nomor atom 13 terletak pada ….
    1. Periode 4 golongan IIA
    2. Periode 4 golongan IIIA
    3. Periode 3 golongan IIIA
    4. Periode 2 golongan IVA
    5. Periode 1 golongan VA
  3. Salah satu tanda unsur golongan halogen adalah ….
    1. Elektron valensinya 5
    2. Elektron valensinya 7
    3. Elektron valensinya 8
    4. Memiliki jumlah proton = elektron
    5. Memiliki jumlah proton > neutronnya
  4. Suatu atom memiliki neutron yang jumlahnya sama dengan protonnya. Atom tersebut mempunyai nomor massa 40. Atom tersebut terletak pada ….
    1. Golongan IIA periode 4
    2. Golongan IVA periode 2
    3. Golongan IVA periode 5
    4. Golongan VA periode 4
    5. Golongan VA periode 5
  5. Suatu atom memiliki 4 kulit elektron dan 6 elektron valensi. Jika atom tersebut memiliki jumlah neutron 45. Unsur tersebut memiliki nomor mssa …..
    1. 24
    2. 34
    3. 45
    4. 69
    5. 79
  6. Diketahui ciri-ciri sistem periodik unsur sebagai berikut;
    1. Terdapat 18 golongan
    2. Terdapat 8 periode
    3. Periode terbanyak berisi 32 unsur
    4. Golongan terbanyak berisi 9 unsur
    5. Terdapat golongan transisi luar dan transisi dalam
    Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh sistem periodik unsur modern yaitu ….
    1. 1), 2), dan 3)
    2. 1), 3), dan 5)
    3. 2), 3), dan 4)
    4. 2), 3), dan 5)
    5. 3), 4), dan 5)
  7. Perhatikan beberapa golongan utama berikut !
    1. Golongan IA : Alkali
    2. Golongan IIA : Alkali tanah
    3. Golongan VA : Halogen
    4. Golongan VIA : Karbon
    5. Golongan VIIA : Nitrogen
    Nama golongan yang sesui dengan letak golongan pada sistem periodik unsur modern yaitu ….
    1. 1), dan 2)
    2. 2), dan 3)
    3. 3), dan 4)
    4. 3), dan 5)
    5. 4), dan 5)
  8. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 7. Unsur tersebut terletak pada golongan ….
    1. IA
    2. IIA
    3. VA
    4. VIA
    5. VIIA
  9. Ion Sr2+ mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 18. 8. Unsur tersebut terletak pada periode ….
    1. 3
    2. 4
    3. 5
    4. 6
    5. 7
  10. Periode dalam sistem periodik unsur menyatakan banyaknya ….
    1. Elektron pada kulit terluar
    2. Neutron dalam inti
    3. Kulit elektron
    4. Orbital elektron
    5. Proton dalam inti
      1. Mssa Atom Relatif (Ar) dan Sifat Keperiodikan Unsur
Unsur-unsur dalam sistem periodik disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Kenaikan tersebut menentukan sifat fisik dan sifat kimia unsur. Selain nomor atom, unsur dalam sistem periodik dilengkapi dengan nomor massa yang menunjukkan massa atom relatif dari unsur tersebut.
  1. Massa Atom Relatif (Ar)
    Massa satu atom adalah satuan massa atom (sma). Massa atom ditentukan dari perbandingan massa atom yang akan ditentukan terhadap massa atom unsur yang telah ditetapkan (massa atom acuan). Dengan cara ini, massa setiap atom dapat ditentukan.
    Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius ahli kimia berkebangsaan Swedia, mendefenisikan massa atom suatu unsur sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom hidrogen. Jika massa atom karbon = 12, berarti massa satu atom karbon 12 kali lebih besar daripada massa satu atom hidrogen.
    Atom karbon merupakan atom paling stabil dibandingkan atom-atom lain. Oleh karena itu, atom karbon paling cocok digunakan sebagai standar penentuan harga massa atom unsur-unsur.
    Sejak tahun 1961, IUPAC telah mendefenisikan massa atom relatif (Ar) suatu unsur. Menurut IUPAC, massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom unsur tersebut terhadap kali massa satu atom karbon- 12 (C – 12). Defenisi tersebut dirumuskan sebagai berikut;

    Ar X = massa rata-rata atom unsur X

    x massa 1 atom C – 12
    Adapun penentuan massa satu molekul senyawa digunakan istilah massa molekul relatif (Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap massa satu atom C – 12.
    Pengertian tersebut dirumuskan sebagai berikut ;

    Mr X =



    Massa molekul relatif mempunyai kesamaan dengan massa rumus relatif, yaitu sama- sama mempunyai lambang Mr. perbedaan terletak pada partikel penyusunnya. Partikel penyusun massa molekul relatif berupa molekul atau senyawa. Sementara itu, massa rumus relatif partikel penyusunnya berupa ion-ion. Harga Mr suatu senyawa merupakan jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut.

  2. Sifat Keperiodikan Unsur
    1. Jari-jari Atom
      Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
      1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom smakin besar.
        Dalam satu golongan dari atasb ke bawah, kulit atom bertambah (ingat jumlah kulit = nomor periode), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.
      2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil.
        Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkan gaya tarik – menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besar. Oleh karena itu, jari-jari atom semakin kecil.
    2. Energi Ionisasi
      Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi tingkat kedua. Dan seterusnya. Apabila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi ionisasi adalah energi ionisasi tingkat pertama.
      Energi ionisasi merupakan ukuran mengenai mudah dan tidaknya suatu atom untuk menjadi ion positif. Apabila atom mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi kecil), atom tersebutmudah menjadi ion positif. Apabila atom sukar melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi besar), atom tersebut sukar bermuatan positif. Misalnya energi ionisasi Li lebih besar dibanding Na maka Li lebih sukar bermuatan bermuatan positif dibanding Na. perhatikan penjelasan berikut;

      3Li + energi ionisasi Li+ + e-

      (2. 1)     (2)

      11Na + energi ionisasi Na+ + e-
      (2. 8. 1)     (2. 8)
      Harga energi ionisasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu muatan inti dan jari-jari atom.
      1. Muatan inti, semakin besar muatan inti, semakin besar pula tarikan inti terhadap elektron. Akibatnya elektron sukar lepas sehingga energi yang diperlukan untuk melepaskannya besar.
      2. Jari-jari atom, semakin kecil jari-jari atom, jarak antara inti dan elektron semakin pendek. Dengan demikian, tarikan terhadap elektron semakin kuat sehingga energi ionisasinya semakin besar.
        Besarnya energi ionisasi unsur-unsur dalam keperiodikan dapat disimpulkan sebagai berikut;
        1. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin berkurang.
        2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah.
      Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut;
      1. Dari atas ke bawah dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah. Hal ini mengakibatkan daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya semakin kecil.
      2. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin besar. Oleh karena itu, elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron tentunya semakin besar.
    3. Afinitas Elektron
      Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral dalam wujud gas. Pembebasan energi ini terjadi pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion negatif. Afinitas elektron merupakan ukuran mengenai mudah atau tidaknya suatu atom menjadi ion negatif. Apabila atom menangkap elektron, atom bermuatan negatif. Semakin besar energi yang dilepaskan suatu atom, semakin mudah atom-atom tersebut menangkap elektron.
      Misalnya, atom Cl akan menjadi ion negatif (ion Cl- ) jika menangkap elektron.
      17Cl + e Cl- + afinitas elektron
      (2. 8. 7) (2. 8. 8)
      Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dan dinyatakan dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil, eneri diperlukan atau diserap dan dinyatakan dengan tanda positif (+).
      Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi. Unsur-unsur halogen (golongan VIIA) mempunyai afinitas elektron paling besar atau paling negatif yang berarti paling mudah menerima elektron.
    4. Keelektronegatifan
      Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik elektron sehingga bermuatan negatif. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin berkurang. Sementara itu dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin bertambah. Harga keelektronegatifan ini bersifat relatif antara satu atom dengan atom lainnya. Oleh karenanya tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk menentukan atau membandingkan unsur-unsur.
      Linus Pauling membuat skala keelektronegatifan yang terkenal dengan skala Pauling. Skala ini berfungsi untuk mengukur keelektronegatifan suatu unsur. Harga skala Pauling berkisar antara 0,7 (dimiliki oleh fransium) sampai dengan 4,0 (dimiliki oleh fluorin).
      Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi dan afinitas elektronnya. Jadi suatu unsur (misalnya flourin) yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron besar, keelektronegatifannya juga besar. Semakin besar keelektronegatifan unsur cenderung semakin mudah membentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung semakin sulit membentuk ion negatif, tetapi semakin mudah membentuk ion positif.
UJI KOMPETENSI
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Pernyataan tentang energi ionisasi yang paling tepat adalah ….
    1. Dalam satu golongan besarnya sama
    2. Dalam satu periode dari kiri ke kanan bertambah kecil
    3. Semakin besar energi ionisasi semakin sukar melepas elektron
    4. Semakin besar energi ionisasi semakin mudah bermuatan positif
    5. Dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar
  2. Kelompok unsur berikut ini yang mempunyai sifat afinitas elektron semakin besar adalah ….
    1. Pb, Ge, dan Sn
    2. Ge, Sn, dan Pb
    3. Pb, Sn, dan Ge
    4. Sn, Pb, dan Ge
    5. Sn, Ge, dan Pb
  3. Unsur-unsur dari golongan gas mulia yang sifat elektronegativitasnya paling besar adalah …..
    1. Xe
    2. Rn
    3. Ne
    4. Ar
    5. Kr
  4. Secara umum di antara pernyataan berikut yang benar mengenai sistem periodik unsur dari atas ke bawah adalah …..
    1. Keelektronegatifan cenderug semakin besar
    2. Energi ionisasi cenderung semakin besar
    3. Afinitas elektronnya cenderung semakin besar
    4. Jari-jari atom cenderung semakin besar
    5. Muatan positifnya cenderung semakin besar
  5. Unsur K, L, M, N, dan O mempunyai keelektronegatifan berturut-turut 1,50 ; 2,50 ; 0,90 ; 0,50 ; 3,00 unsur yang paling mudah menerima elektron adalah ….
    1. K
    2. L
    3. M
    4. N
    5. O

BAB III IKATAN KIMIA
  1. Terbentuknya Ikatan Kimia
    Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (golongan VIIIA).
    Walter Kossel, dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan elektron gas mulia atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet.
    Sementara itu, atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hidrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konfigurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah duplet.
    Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukkan kemampuan suatu atom untuk berikatan dengan atom lain.
    Unsur-unsur dari golongan alkali dan alkali tanah, untuk mencapai kestabilan cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif. Unsur-unsur yang mempunyai kecenderungan membentuk ion positif termasuk unsur elektropositif. Unsur-unsur dari golongan halogen dan khalkogen mempunyai kecenderungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan sehingga membentuk ion negatif. Unsur-unsur yang demikian termasuk unsur elektronegatif.
    Contoh;
    1. Fluorin (9F) mempunyai susunan elektron 2. 7. Flourin memerlukan satu elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
    2. Kalsium (20Ca) mempunyai susunan elektron 2. 8. 8. 2. Kalsium melepaskan 2 elektron untuk mencapai kestabilan (elektron terluar 8).
      Atom-atom yang belum stabil yaitu unsur-unsur selain gas mulia. Unsur ini selalu berusaha untuk mencapai keadaan yang stabil. Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antar unsur melakukan hal-hal berikut;
      1. Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron)
        Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion.
      2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang bergabung membentuk susunan elektron seperti gas mulia, yang dikenal dengan ikatan kovalen.
      Selain itu, dikenal juga adanya ikatan lain yaitu;
      1. Ikatan logam
      2. Ikatan hidrogen
      3. Ikatan Van der Waals
Uji Kompetensi A
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Unsur-unsur di alam cenderung saling berikatan karena tiap-tiap unsur mempunyai ….
    1. Jumlah proton dan elektron yang sama banyak
    2. Kecenderungan untuk memiliki susunan elektron yang stabil
    3. Neutron dalam intinya
    4. Lintasan elektron lebih dari satu
    5. Elektron valensi
  2. Kr yang mempunyai nomor atom 36 termasuk golongan gas mulia. Hal ini ditunjukkan oleh ….
    1. Keelektronegatifan Kr besar
    2. Mudahnya bereaksi dengan unsur lain
    3. Membentuk ikatan ion
    4. Elektron valensinya 8
    5. Termasuk golongan VIIA
  3. Atom akan mencapai kestabilan dengan cara ….
    1. Menangkap 1 elektron
    2. Melepas 2 elektron
    3. Menangkap 2 elektron
    4. Melepas 3 elektron
    5. Menangkap 3 elektron
  4. Atom berikut ini yang mencapai kestabilan dengan mengikuti kaidah duplet yaitu ….
    1. Litium
    2. Natrium
    3. Magnesium
    4. Aluminium
    5. Klor
  5. Unsur 35Br cenderung membentuk ion ….
    1. Br+
    2. Br2+
    3. Br-
    4. Br2-
    5. Br3-

  1. Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)
    Ikatan ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik-menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk karena unsur logam melepaskan elektronnya. Sedangkan ion negatif terbentuk karena unsur non logam menerima elektron. Ikatan ion terjadi karena adanya serah-terima elektron. Pada saat terjadi pelepasan elektron, atom tersebut berubah menjadi sebuah kation (ion positif) karena kelebihan muatan positif. Energi ionisasi diperlukan untuk melepas sebuah elektron. Berbeda antara atom satu dengan lainnya.
    Pada umumnya, atom-atom dari unsur logam memiliki energi ionisasi yang lebih rendah. Oleh karena itu unsur-unsur tersebut, cenderung melepas elektron dan berubah menjadi kation. Sebagai contoh unsur natrium (Na) mudah melepaskan satu elektron menjadi ion natrium (Na+). Sementara itu atom-atom dari unsur non logam memiliki afinitas elektron yang tinggi sehingga cenderung untuk menangkap elektron. Saat terjadi penangkapan elektron, atom tersebut berubah menjadi anion (ion negatif). Misalnya atom klor (Cl) mudah menangkap satu elektron dan menjadi ion klorida (Cl-).
    Terjadinya ikatan antara 11Na dengan 17 Cl sebagai berikut ;
    K L M
    11Na 2. 8. 1 melepas 1 elektron, membentuk Na+ : 2. 8
    17Cl : 2. 8. 7 menerima satu elektron, membentuk Cl- : 2. 8. 8
    Na Na+ + e-

    Cl + e-Cl-

    Na + Cl Na+ + Cl-
    Na + dan Cl- membentuk ikatan ion NaCl (Natrium klorida)
    Ikatan ion mudah terjadi jika atom-atom suatu unsur mempunyai perbedaan elektronegativitas yang besar ( lebih besar dari 1,7). Menurut Pauling, jika perbedaan elektronegativitas semakin besar, ikatan kimia yang terbentuk semakin bersifat ionik. Pada umumnya ikatan ion terjadi antara unsur-unsur golongan IA dan IIA (unsur logam) dengan unsur-unsur golongan VIIA dan VIA ( unsur nonlogam).
    Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut,
    1. Dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan listrik karena partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada elektron yang bebas bergerak.
    2. Leburan dan larutannya menghantarkan listrik
    3. Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar digores
    4. Titik leleh dan titik didihnya tinggi
    5. Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut non polar
Uji Kompetensi B
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan sifat-sifat senyawa ion yaitu ….
    1. Dalam bentuk padatan bersifat konduktor
    2. Titik didih dan titik lelehnya relatif rendah
    3. Dalam bentuk leburan bersifat isolator
    4. Larut dalam pelarut nonpolar
    5. Dalam bentuk larutan bersifat konduktor
  2. Unsur Y mempunyai konfigurasi elektron 2. 8. 2. Unsur ini lebih mudah membentuk ikatan ion dengan unsur lain yang mempunyai konfigurasi elektron ….
    1. 2. 8. 1
    2. 2. 8. 4
    3. 2. 8. 5
    4. 2. 8. 6
    5. 2. 8. 7
  3. Pasangan senyawa berikut ini yang merupakan senyawa ion yaitu ….
    1. SO3 dan HCl
    2. H2O dan KBr
    3. KBr dan NaCl
    4. CH4 dan NH3
    5. KCl dan HCl
  4. Suatu unsur dengan konfigurasi elektron 2. 8. 6 mempunyai ciri-ciri ….
    1. Dapat membentuk senyawa ionik dengan oksigen
    2. Merupakan unsur logam
    3. Dapat membentuk ion dengan muatan 2-
    4. Hanya dapat bereaksi dengan unsur nonlogam
    5. Memiliki 6 proton dalam setiap atomnya
  5. Atom X mempunyai nomor atom 19 dan atom Y mempunyai nomor atom 8. Senyawa yang terbentuk antara X dan Y adalah ….
    1. XY
    2. XY2
    3. X2Y
    4. X2Y3
    5. X3Y2

  1. Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam
    1. Ikatan Kovalen
      Ikatan kovalen dapat terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur nonlogam lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron. Jadi secara langsung ikatan ini bersifat nonelektrostatik. Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga. Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti gas mulia (kaidah oktet atau duplet).
      Penggunaan bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya terdapat titik (), silang (x), atau bulatan kecil (.
      Tanda ini menggambarkan elektron valensi atom yang bersangkutan. Oleh karena itu, rumus ini sering disebut sebagai rumus elektron atau titik elektron.
      Langkah-langkah untuk menulis rumus molekul Lewis sebagai berikut;
      1. Menuliskan simbol atom unsurnya
      2. Menentukan jumlah elektron valensi atom tersebut
      3. Meletakkan titik (.), silang (x), atau bulatan kecil ( yang mewakili elektron valensi pada sisi simbol atom.
      Berdasarkan bentuk ikatanya, ikatan kovalen dibedakan menjadi tiga, yaitu kovalen normal, kovalen koordinasi, serta kovalen polar dan nonpolar.

  1. Ikatan kovalen Normal
    Dalam ikatan kovalen normal digunakan dasar pemakaian bersama pasangan elektron. Dalam hal ini pasangan elektron tersebut berasal dari kedua atom. Jumlah ikatan yang terdapat dalam suatu molekul dapat diramalkan dengan menghitung jumlah elektron yang digunakan bersama-sama, selain itu juga, jumlah dan jenis atom yang membentuk molekul. Oleh karena itu, dalam ikatan ini dikenal adanya ikatan kovalen tunggal, ikatan kovalen rangkap dua, dan kovalen rangkap tiga.
    1. Ikatan Kovalen Tunggal
      Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama satu pasang elektron, ikatan ini digambarkan dengan satu garis lurus.
      Contoh:
      1. Ikatan H dengan H dalam molekul H2
        rumus titik elektronnya H
        rumus titik elektronnya H
        1 atom H berikatan dengan 1 atom H yang lain dan tiap-tiap atom H menyumbangkan 1 elektron.
        H + H H H H – H H2
      2. Ikatan H dengan Cl dalam molekul HCl
        1 atom H berikatan dengan 1 atom Cl yang masing-masing menyumbangkan 1 elektron.

        H + xCl H xCl H – Cl HCl
    2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua
      Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama dua pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan dua garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom O dengan atom O yang lain dalam molekul O2
      O = O O2
    3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
      Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan kovalen yang terjadi karena penggunaan bersama tiga pasang elektron. Ikatan ini digambarkan dengan tiga garis lurus.
      Contoh;
      Ikatan antara atom N dengan atom N lain dalam molekul N2
      N N N2
  2. Ikatan Kovalen Koordinasi
    Ikatan kovalen koordinasi yaitu ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen koordinasi dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan elektron bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain. Atom lain ini membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
    Contoh; senyawa SO3, NH4+ dan lain-lain
  3. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar
    Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
    Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan H –Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
    Contoh;
    1. Senyawa kovalen polar; HCl, HBr, HI, HF, H2O, NH3.
    2. Senyawa kovalen nonpolar; H2, O2, Cl2, N2, CH4, C6H6, BF3.
      Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan beberapa hal berikut;
      1. Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar.
        Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat ditentukan dengan:
= d x l
Keterangan;
= momen dipol dalam Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam cm
  1. Bentuk molekul. Jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris maka biasanya senyawanya bersifat polar.
  2. Jika molekul terdiri atas dua buah unsur.
    1. Jika kedua unsur itu sejenis ikatannya nonpolar
      Contoh; H2 dan Cl2
    2. Jika kedua unsur itu tidak sejenis, biasanya ikatannya polar.
      Contoh; HCl dan HBr
  3. Jika molekul terdiri atas tiga atau lebih unsur yang berbeda.
    1. Jika atom yang berada di tengah molekul (atom pusat) mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron ikatan akan tertarik ke salah satu atom, ikatannya polar.
      Contoh; H2O, dan NH3
    2. Jika atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom, ikatannya nonpolar.
      Contoh; CH4 dan CO2
Sifat-sifat senyawa kovalen;
  1. Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misalnya H2, O2, N2, Cl2, dan CO2 ), cair (misalnya H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
  2. Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik antara molekulnya lemah meskipun ikatan antar atomnya kuat
  3. Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa diantaranya dapat berinteraksi dengan pelarut polar
  4. Larutannya dalam air ada yang menghantarkan arus listrik (misal HCl) tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau larutannya.
Anda dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Berdasarkan elektron valensi, akan diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk mencapai kaidah oktet (kestabilan struktur seperti struktur elektron gas mulia).
Jarak antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan, sedangkan energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan. Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron milik bersama maka semakin kuat ikatan. Namun, panjang ikatannya semakin kecil atau pendek.
Contoh;
Ikatan : N – N N N N N
Panjang ikatan (A) : 1,47 1,24 1,10
Energi ikatan (kJ/mol) : 163 418 941
  1. Ikatan Logam
Logam mempunyai sifat-sifat berikut;
  1. Pada suhu kamar umumnya padat
  2. Mengkilap
  3. Menghantarkan panas dan listrik dengan baik
  4. Dapat ditempa dan dibentuk
    Dalam bentuk padat, atom-atom logam tersusun dalam susunan yang sangat rapat (closly packed). Susunan logam terdiri atas ion-ion logam dalam larutan elektron. Dalam susunan seperti ini elektron valensinya relatif bebas bergerak dan tidak terpaku pada salah satu inti atom. Ikatan logam terjadi akibat interaksi antara elektron valensi yang bebas bergerak dengan inti atau kation-kation logam yang menghasilkan gaya tarik.

UJI KOMPETENSI C
Pilihlah jawaban yang tepat !
  1. Ikatan kovalen dapat terbentuk antara unsur ….
    1. Logam alkali dengan halogen
    2. Logam alkali tanah dengan halogen
    3. Logam alkali dengan gas mulia
    4. Halogen dengan golongan oksigen
    5. Golongan oksigen dengan logam alkali
  2. Elektron yang digunakan bersama pada molekul N2 berjumlah ….
    1. 2
    2. 3
    3. 5
    4. 6
    5. 7
  3. Air (H2O) merupakan senyawa kovalen polar karena ….
    1. Atom H dan O sama-sama nonlogam
    2. Atom O lebih negatif daripada atom H
    3. Jumlah momen dipol = 0
    4. Pasangan elektron bersama lebih dekat pada H
    5. Daya tarik O terhadap elektron lebih kecil
  4. Emas merupakan logam yang dapat dibuat lembaran tipis atau disebut emas perada. Sifat logam yang ditunjuukan oleh peristiwa tersebut yaitu ….
    1. Sifat mengkilap
    2. Daya hantar listrik
    3. Daya hantar panas
    4. Berwujud padat pada suhu kamar
    5. Dapat ditempa
  5. Atom dapat membentuk ikatan kovalen dengan atom menurut aturan Lewis. Senyawa yang terbentuk yaitu ….
    1. CCl2
    2. CCl3
    3. CCl4
    4. C2Cl3
    5. C3Cl2
  6. Diketahui beberapa unsur dengan konfigurasi elektron sebagai berikut.
    P = 2 S = 2.8
    Q = 2. 8. 2 T = 2. 4
    R = 2.7
    Ikatan kovalen dapat terbentuk pada pasangan ….
    1. P dengan R
    2. R dengan S
    3. R dengan T
    4. S dengan T
    5. P dengan T
  7. Kelompok senyawa berikut yang semuanya merupakan senyawa polar yaitu ….
    1. HCl, HBr, NH3, H2O
    2. CO2, Cl2, Br2, H2O
    3. H2, O2, CO, HCl
    4. MgO, NH3, CO, CO2
    5. SO2, Cl2, N2, NH3
  8. Senyawa yang mempunyai ikatan kovalen koordinasi yaitu ….
    1. CO2
    2. C2H5OH
    3. SO2
    4. CH4
    5. H2O
  9. Senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga yaitu ….
    1. CO2
    2. SO2
    3. SO3
    4. PCl3
    5. C2H2
  10. Suatu unsur X dapat membentuk senyawa Na2X, XO2, dan XO3. Unsur X tersebut yaitu ….
    1. Karbon
    2. Klorin
    3. Timbal
    4. Nitrogen
    5. Sulfur




BAB IV TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
  1. Rumus Kimia
    Rumus kimia adalah lambang molekul unsur atau senyawa yang menyatakan jenis dan jumlah relatif atom-atom yang terdapat dalam suatu zat.
    Contoh;
    1. Molekul gas oksigen terdiri atas 2 atom O. Rumus kimia gas oksigen adalah O2
    2. Molekul air terdiri atas 2 atom hidrogen (indeks H = 2) dan 1 atom oksigen. Rumus kimia air adalah H2O dan lambangnya ditulis H2O.
    3. Molekul asam cuka terdiri atas 2 atom karbon, 4 atom hidrogen, dan 2 atom oksigen. Rumus kimia asam cuka adalah CH3COOH.
    4. Rumus kimia amonium sulfat adalah (NH4)2SO4. Artinya setiap molekul amonium sulfat terdiri atas 2 atom nitrogen (N), 8 atom hidrogen (H), 1 atom belerang (S), dan 4 atom oksigen (O).
      Rumus kimia sering dinyatakan dalam rumus molekul dan rumus empiris. Rumus molekul adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan jumlah atom yang membentuk molekul senyawa. Rumus empiris atau rumus perbandingan menyatakan perbandingan paling sederhana jumlah atom-atom penyusun senyawa tersebut.

  1. Tata Nama Senyawa
    Sistem penamaan senyawa kimia dibedakan menjadi dua, yaitu penamaan untuk senyawa organik dan senyawa anorganik. Penamaan senyawa-senyawa ini didasarkan pada rumus kimia dengan aturan-aturan tertentu. Aturan penamaan senyawa anorganik adalah,
    1. Tata Nama Senyawa Biner
      1. Senyawa Biner yang Terdiri atas Unsur Logam dan Nonlogam
        Aturan penamaan;
        1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut
        2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut dengan menambahkan akhiran – ida.
          Contoh; KCl nama, kalium klorida
        3. Muatan kation ditulis menggunakan angka Romawi(jika diperlukan). Unsur logam sebagai kation (ion positif) dan unsur nonlogam (ion negatif). Penulisan angka Romawi berlaku apabila unsur logam di dalamnya memiliki kation lebih dari satu macam.
          Contoh;
          Logam Fe memiliki kation Fe2+ dan Fe3+ sehingga penulisan nama senyawa FeCl3 : besi (III) klorida.
          Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa biner.
          Xa+ + Yb-→ XbYa
          Keterangan; Xa+ = kation
          Yb- = anion
          Perhatikan beberapa contoh berikut;
          Mg2+ + Cl-→ MgCl2
          Ag+ + Br-→ AgBr
          Na+ + O2-→ Na2O
      2. Senyawa Biner yang Terdiri Atas Unsur Nonlogam dan Nonlogam
        Aturan penamaannya ditandai dengan awalan angka Yunani yang menyatakan jumlah atom nonlogam diikuti dengan nama unsur dan diakhiri dengan akhiran- ida.
        Awalan angka Yunani:
        Mono     : 1
        Di    : 2
        Tri    : 3
        Tetra    : 4
        Penta    : 5
        Heksa    : 6
        Hepta    : 7
        Okta    : 8
        Nona    : 9
        Deka    : 10
        Awalan mono hanya dipakai pada unsur nonlogam yang kedua.
        Penulisan dilakukan berdasarkan urutan; B- Si- As- C- P- N- H- S- I- Br- Cl- O- F
        Contoh;
        CO = karbon monoksida
        CO2 = karbon dioksida
        N2O5 = dinitrogen pentaoksida
    2. Tata Nama Senyawa Poliatom
      Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri atas lebih dari dua macam unsur penyusun yang berbeda. Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif, kecuali ion amonium
      (NH4+) yang bertindak sebagai kation. Penamaan senyawa poliatom sama dengan aturan penamaan senyawa biner logam dan nonlogam. Naqmun terdapat perbedaan pada penamaan anionnya sebagai berikut.
      1. Anion yang terdiri dari atom penyusun yang sama, untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi akhiran-at.
        Contoh;
        SO32- : sulfit
        SO42- : sulfat
      2. Khusus untuk CN- dan OH- mendapat akhiran-ida.
      3. Anion yang mengandung unsur golongan VIIA (F, Cl, Br, dan I), urutan penamaan anion dengan jumlah oksigen terkecil sampai terbesar, yaitu: hipo + nama unsur + akhiran-it,
        Nama unsur + akhiran –it, nama unsur + akhiran –at, sampai per + nama unsur + akhiran –at.
        Contoh:
        ClO- : hipoklorit
        ClO2- : klorit
        ClO3- : klorat
        ClO4- : perklorat
        Rumus umum penggabungan kation dan anion pada senyawa poliatom:

        Xa+ + YZb-→ Xb(YZ)a
        Contoh:
        NH4+ + Cl-→ NH4Cl : amonium klorida
        K+ + CN-→ KCN : kalium sianida
        Zn2+ + OH-→ Zn(OH)2 : seng hidroksida
        Fe3+ + SO42-→ Fe2(SO4)3 : besi (III) sulfat
        Mg2+ + SO42-→ MgSO4 : magnesium sulfat
            Tidak ditulis Mg2(SO4)2, karena rumus empirisnya
             MgSO4.
    3. Tata Nama Senyawa Asam
      Asam adalah zat yang di dalam air larut dan terurai menghasilkan ion hidrogen (H+) dan ion negatif. Semua asam diberi nama dengan awalan asam yang diikuti nama ion negatifnya.
      Contoh:
      Asam-asam anorganik atau asam mineral.
      HF = asam fluorida
      H2SO4 = asam sulfat
      HClO2 = asam hipoklorit
      HClO3 = asam klorit
      HClO4 = asam perklorat
      HNO3 = asam nitrat
      H2C2O4 = asam oksalat
      H3PO3 = asam fosfit
      H3PO4 = asam fosfat
      H2CrO4 = asam kromat
      H2Cr2O7 = asam dikromat
      H2CO3 = asam karbonat

      Contoh asam-asam organik, yaitu asam yang diperoleh dari hewan dan tumbuhan diberi nama dengan nama trivial.
      HCOOH asam format
      C6H8O7 asam sitrat
      C4H6O5 asam malat
      C4H4O6 asam tartarat
      C4H6O2 asam butirat
      C4H12O2 asam kaproat
      C6H8O6 asam askorbat
    4. Tata Nama Senyawa Basa
      Basa ditandai dengan adanya ion hidroksida (OH-). Penamaan basa selalu diakhiri dengan anion hidroksida.
      Contoh: NaOH natrium hidroksida
      Ba(OH)2 barium hidroksida
      NH4OH amonium hidroksida
    5. Oksida dan Tata Nama Oksida
      Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi. Secara umum oksida dibedakan menjadi oksida logam dan oksida nonlogam. Berdasarkan sifat-sifatnya, oksida dibagi menjadi oksida basa, oksida asam, oksida amfoter, oksida indifferen, dan peroksida.
      1. Oksida basa adalah oksida logam yang dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.
        Contoh: Na2O + H2O → 2NaOH
        Natrium oksida natrium hidroksida
      2. Oksida asam adalah oksida nonlogam yang bereaksi dengan air akan menghasilkan asam.
        Contoh: CO2 + H2O → H2CO3
        Karbon dioksida asam karbonat
      3. Oksida amfoter adalah oksida logam atau nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau oksida basa.
        Contoh: Al2O3 (aluminium oksida) dan PbO (timbal oksida)
      4. Oksida Indifferen adalah oksida logam atau nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun oksida basa.
        Contoh: H2O (air), NO (nitrogen monoksida), dan MnO2 (mangan dioksida)
      5. Peroksida adalah oksida logam atau oksida nonlogam yang kelebihan atom O.
        Contoh: H2O2 (hidrogen peroksida) dan Na2O2 (natrium peroksida).
Pemberian nama senyawa oksida berdasarkan IUPAC (International Union Of Pure Applied Chemistry) sebagai berikut.
  1. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksidasi hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang kemudian dibutuhkan kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +3 dinamai senyawa aluminium oksida.
    2. Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dinamai senyawa natrium oksida.
  2. Untuk oksida yang tersusun atas unsur logam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsur logamnya yang diikuti dengan tingkat bilangan oksidanya yang ditulis dengan angka Romawi dalam kurung dan diikuti kata oksida.
    Contoh:
    1. Senyawa oksida tembaga dapat terbentuk dari unsur tembaga yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (Cu2O) dan +2(CuO), sehingga senyawa Cu2O dinamakan senyawa tembaga (I) oksida dan senyawa CuO dinamakan senyawa tembaga (II) oksida.
    2. Senyawa oksida besi dapat terbentuk dari unsur besi yang mempunyai bilanagan oksidasi +2 (FeO) dan +3 (Fe2O3), sehingga senyawa FeO dinamakan besi (II) oksida dan senyawa Fe2O3 dinamakan besi (III) oksida.
  3. Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur nonlogam yang mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam, pepberian nama dilakukan dengan menyebutkan jumlah atom unsur dan oksida yang terikat pada unsur dengan awalan .
    Contoh:
    1. Senyawa oksida klor dapat terbentuk dari unsur klor yang mempunyai bilangan oksidasi +1(Cl2O), +5(Cl2O5), dan +7(Cl2O7), sehingga nama senyawa tersebut berturut-turut adalah diklor monoksida, diklor pentaoksida dan diklor heptaoksida.
    2. Senyawa oksida nitrogen dapat terbentuk dari unsur nitrogen yang mempunyai bilangan oksidasi +1 (N2O), +2 (NO), +4 (NO2), dan +5 (N2O5), sehingga senyawa N2O5 dinamakan dinitrogen pentaoksida.
    3. Tata Nama Senyawa Hidrat

      Beberapa senyawa yang berwujud kristal mampu mengikat air dari udara atau bersifat higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut mengandung “air kristal” . Senyawa yang mengandung air kristal disebut hidrat. Kristal hidrat tidak berair karena molekul air terkurung rapat dalam kristal senyawa. Senyawa hidrat dibeeri nama dengan menambahkan angka Yunani yang menyatakan banyaknya air kristal hidrat diakhir nama senyawa tersebut.
      Contoh:
      CuSO4 . 5H2O = Tembaga (II) sulfat pentahidrat
      Na2CO3 . 10H2O = Natrium karbonat dekahidrat
    4. Beberapa Senyawa Kimia di Sekitar Kita

      Beberapa senyawa kimia yang serin ditemui dalam kehidupan sehari- hari sebagai berikut.
      1. Dacron atau poliethiena glikol tereftalat dengan rumus molekul (C10H8O4)n . Dacron digunakan sebagai busa pada peralatan rumah tangga, seperti bantal dan kasur.
      2. Freon atau dicloro difluoro karbon, dengan rumus molekul CCl2F2 digunakan sebagai bahan pendingin lemari es dan AC, serta pengisi obat semprot (spay).
      3. Kloroform atau triklorometana, dengan rumus molekul CHCl3. Kloroform pada suhu kamar berupa zat cair, berbau, mudah menguap, dan bersifat membius.
      4. DDT atau dikloro difenil trikloro etana, dengan rumus molekul C14H9Cl5 , digunakan sebagai pestisida.
      5. PVC atau polivinil klorida, dengan rumus molekul (H2CCClH)n . Digunakan untuk membuat pipa pralon, pembungkus kabel, dan tas plastik.
      6. Teflon atau tetrafluoroetena, dengan molekul (F2C = CF2)n. Sifatnya sangat keras dan tahan panas, sehingga banyak digunakan sebagai pengganti logam pada peralatan mesin-mesin dan peralatan rumah tangga.
      7. Aseton, mempunyai rumus kimia CH3COOCH3 dipakai sebagai pelarut pada industri selulosa asetat, serat, fotografi film, cat, dan pernis serta digunakan sebagai pembersih cat kuku.

UJI KOMPETENSI (A) DAN (B)
Pilihlah jawaban yang tepat!
  1. Tawas mempunyai rumus kimia K2SO4Al2(SO4)3 . 24H2O . Senyawa tersebut mengandung ….
    1. 2 atom K, 2 atom 9, atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    2. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    3. 2 atom K, 4 atom S, 17 atom O, 2 atom Al, dan 48 atom H
    4. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, dan 2 atom H
    5. 2 atom K, 4 atom S, 40 atom O, 2 atom Al, 48 atom H
  2. Cermati beberapa pasangan rumus kimia berikut !
    1. CH2 dan C4H8
    2. CH4 dan C2H6
    3. CH2O dan C6H12O6
    4. C2H2N dan C4H4N2
    5. H2 dan H2O2
    6. NaOH dan NaCl
      Diantara pasangan rumus kimia tersebut, yang merupakan pasangan rumus empiris dan rumus molekul yaitu …..
    1. I, IV, VI
    2. I, III,IV
    3. II, III, V
    4. II, IV,VI
    5. III,V, VI
  3. Dua molekul gula pasir C12H22O11 mengandung …..
    1. 11 atom oksigen
    2. 12 atom karbon
    3. 22 atom hidrogen
    4. 33 atom oksigen
    5. 44 atom hidrogen
  4. Menurut IUPAC, BaSO4 mempunyai nama….
    1. Barium sulfida
    2. Barium sulfit
    3. Boron sulfida
    4. Boron sulfat
    5. Barium sulfat
  5. Di antara oksida-oksida berikut yang termasuk oksida indifferen adalah ….
    1. H2O2
    2. H2O
    3. CO2
    4. Al2O3
    5. Na2O
  6. Nama senyawa hidrat BaCl2 . 4H2O yaitu ….
    1. Barium dikloro tetrahidrat
    2. Barium (II) kloro tetrahidrat
    3. Barium klorida tetrahidrat
    4. Barium klorida heksahidrat
    5. Barium klorida oktahidrat
  1. Persamaan Reaksi
    Persamaan reaksi menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk) yang dipisahkan dengan tanda (→) disertai koefisiennya masing-masing.
    Prinsip yang mendasari penulisan persamaan reaksi adalah hukum kekekalan massa oleh Lavoisier. Hukum ini menyatakan bahwa massa sebelum reaksi sama dengan massa ssudah reaksi. Dengan demikian, persamaan reaksi disetarakan dengan syarat-syarat sebagai berikut.
    1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama
    2. Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan rumus kimia yang benar. Pereaksi ditulis di sebelah kiri tanda panah, sedangkan hasil reaksi ditulis di sebelah kanan tanda panah.
      Contoh : A + B → C + D
    3. Persamaan reaksi pembakaran senyawa organik dengan menambahkan O2, yaitu :
      1. Reaksi pembakaran sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
      2. Reaksi pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O
    4. Perasamaan reaksi harus memenuhi hukum Kekekalan Massa. Apabila jumlah unsur di sebelah kiri tanda panah berbeda dengan jumlah unsur di sebelah kanan, ditambahkan angka sebagai koefisien reaksi di depan senyawa yang berhubungan. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol.
      Contoh:
      H2 + O2→ H2O (belum setara)
      Setelah ditambahkan angka menjadi
      2H2O + O2→ 2H2O
    5. Pada reaksi yang kompleks, penyetaraan reaksi dilakukan dengan cara aljabar, yaitu dengan menggunakan variabel-variabel sebagai koefisien senyawa.
      Contoh:
      aHNO3 + bH2S → cNO + dS + eH2O
      atom N : a = c (sebelum dan sesudah reaksi)
      atom O : 3a = c + e, karena a = c, maka
      3a = a + e
      2a = e
      Atom H : a + 2b = 2e, karena e = 2a, maka:
      a + 2b = 2(2a)
      2b = 4a – a
      2b = 3a
      b = a
      atom S : b = d = a
      Misal a = 2, persamaan reaksi tersebut menjadi:
      2HNO3 + 3H2S → 2NO + 3S + 4H2O
    6. Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus dinyatakan dalam tanda kurung setelah rumus kimia. Wujud zat dalam persamaan reaksi disingkat dengan:
      (s) : solid (zat padat)
      (l) : liquid (zat cair)
      (aq) : aqueous (larut dalam air)
      (g) : gas
      Contoh:
      2HNO3(aq) + 3H2S(aq) → 2NO(g) + 3S(s) + 4H2O(l)
UJI KOMPETENSI (C)
Pilihlah Jawaban Yang Tepat!
  1. Koefisien dalam persamaan reaksi menunjukkan ….
    1. Jumlah molekul zat dalam reaksi
    2. Perbandingan berat zat dalam reaksi
    3. Jumlah volume zat dalam reaksi
    4. Jumlah atom zat dalam reaksi
    5. Perbandingan mol zat dalam reaksi
  2. Persamaan reaksi kalsium karbida dengan air sebagai berikut:
    CaC2(s) + 2H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g)
    Gas yang terbentuk pada persamaan reaksi tersebut adalah ….
    1. Hidrogen
    2. Asetilen
    3. Amonia
    4. Nitrogen
    5. Karbon dioksida
  3. Diketahui persamaan reaksi sebagai berikut:
    Mg3N2(s) + H2O(l) → Mg(OH)2(aq) + NH3(g)
    Setelah disetarakan, koefisien H2O yaitu ….
    1. 2
    2. 3
    3. 4
    4. 5
    5. 6
  4. Pada reaksi aFe + bO2→ cFe2O3 agar persamaannya setara maka harga a,b, dan c adalah ….
    1. 4,3,2
    2. 4,2,2
    3. 2,3,2
    4. 2,2,3
    5. 1,2,3
  5. Karbit (kalsium karbida) yang mempunyai padatan putih pada umumnya digunakan orang untuk mengelas. Karbit dihasilkan dari pemanasan kalsium oksida dan karbon dalam tanur listrik dengan hasil samping gas karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi adalah ….
    1. Ca(s) + 2C(s) → CaC2(s)
    2. CaO(s) + 2C(s) → CaC2(s)
    3. 2CaO(s) + 5C(s) → 2CaC2(s) + CO2(g)
    4. CaC2(s) + H2O(l) → C2H2(g) + CaO(g)
    5. C2H2(s) → 2C(s) + H2(s)
BAB V HUKUM DASAR KIMIA
  1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
    Hukum kekekalan massa menyatakan bahwa, “Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”.
    Contoh: hidrogen + oksigen → hidrogen oksida
    (4g) (32g) (36g)
  2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
    Proust mengemukakan teorinya yang dikenal dengan hukum perbandingan tetap yang berbunyi; “Perbandingan massa unsur-unsur penyusun suatu senyawa selalu tetap”
    Contoh:
    Jika 4 gram hidrogen dengan 40 gram oksigen, berapa gram air yang terbentuk?
    Penyelesaian:
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen = 1 : 8
    Perbandingan massa hidrogen dengan oksigen yang dicampurkan = 4 : 40
    Oleh karena perbandingan hidrogen dan oksigen = 1 : 8 maka 4 gr hidrogen memerlukan 4 x 8
    Gram oksigen yaitu 32 gram.
    Pada kasus ini oksigen yang dicampurkan tidak bereaksi semuanya, oksigen masih bersisa sebanyak (40 – 32) gram = 8 gram